Selasa, 30 Juli 2024

PENALTI

Sudahkah kau sadari 
Setiap kesalahan memberi sangsi
Tak jua dihindari
Semoga saja bijak bestari

Tundukkan lah hati
Sebab sinar mata dapat menghantar benci
Jika setiap amarah adalah kebodohan
Maka kesalahan sebagai pemantiknya

Cobalah berkompromi dengan waktu
Lalu bacalah setiap pertandanya
Setelah itu bersaksilah di hadapan sidang yang terhormat 
Dan ketika palu diketuk dijatuhkannya hukuman sebagai putusan 

Minggu, 28 Juli 2024

MENGGAPAI (MASA DEPAN)

Sudahkah kau melangkahkan harapan
Tak usah lah melompat terlalu jauh
Sebab onak bisa melukai 
Cukupkan jejak di pasir sebagai pertanda

Siapkan saja rencana sebagaimana jaring
Umpannya setangkup pengetahuan
Dari banyaknya kegagalan yang terperangkap 
Mungkin mendapatkan satu dua lokan mutiara, jika beruntung 

Janganlah lupa lantunkan doa mantra sebagai kail
Ditambah usaha sebagai jorannya
Sehingga ketika berserah dengan pasrah
Pada ujaran kuno tertulis, Ud'unii Astajib Lakuun

Selasa, 23 Juli 2024

HANYA SANGGUP MENDOAKAN

Kau melangkah lekas, nak
Hingga hilang bayang di naungan
Mataku tak dapat menangkap sosokmu
Hanya sekelebatan yang memudar

Mimpimu memang melanglang jauh, nak
Perlu tangan dan kaki yang getas
Pengorbanan sebagai waktu 
Serta kecewa lara uba rampenya

Kau pun kian kenangan, nak
Rindu dendam jadi jejaknya
Aku hanya bisa memelukmu dalam doa
Dan basah air mata

Sabtu, 20 Juli 2024

CIUM AKU

Ciumlah, 
Ucapkan salam malam pada kantuk
Mari antarkan mimpi keharibaan
Dan kita menari diantara pijar gemintang 

Ciumlah,
Demi sebongkah cinta yang berkobar di dada
Berbagi kisah antara ucap dan malam
Hingga datangi bahagia puja

Ciumlah,
Di samping ranjang bunda bersenandung
Dibawanya alam pikiran pada tualang
Di padang perburuan mereka berselang 

BERCERAI MALAM

Kusingkirkan malam dari hangat ranjang
Kukekang ia agar tak masuk dalam pikiran
Kamarpun disirami cahaya lampu
Dan pintupun diam terpasung

Nyata, tak ada malam tersungkur
Hanya angin mengetuk lirih bilah jendela
Sekawanan serangga menerjang
Menghindari gelap menyongsong ajal

Memang malam tak hendak singgah
Cukup ia mengikuti waktu menghilir
Sebab jika dini hari telah ufuk
Tak ada lagi sepi setelah kokok ayam pertama

Kamis, 18 Juli 2024

DIMANA ILHAM

Dalam bacaan adalah Ilham
Dalam kalimat tertulis makna 
Dalam kata terpahat mantra
Dalam huruf sekilas hening
Dalam titik sekejap hilang

Semesta menciut jadi langit
Hamparannya sebagai bumi
Badan wadag tujuh lubang
Manunggal ing kawula Gusti

Berjuta kelopak mekar berjatuhan sebagai hikmah

Jumat, 12 Juli 2024

AYO LEKAS DIKURUNG

Mengapa kancil tak ampun
Setelah menangsal perut
Dengan sedikit ketimun

Adalah mencuri semenjak hutan
Dilahap manusia yang tak jua kenyang

Maling teriak maling
Kancil dijebloskan ke dalam kurungan
Tiada ampun baginya


Senin, 08 Juli 2024

TAHUN KEMBALI

Tahun-tahun yang hilang hanyalah lini masa
Sebagai garis usang kenangan
Tercerai berai di kedalaman ingatan
Namun jejaknya terlihat hingga baka

Ratusan bahkan ribuan nestapa
Berserakan seperti kerikil, onak dan duri
Menjadi luka pada sebahagian langkah
Penanda bagi ingatan yang memudar

Sungguh waktu tak mengkhianati akhir
Sebab dalam lorong gelap
Selalu berakhir di mulut kala
Hingga bertumpu ing manunggaling hati

Jumat, 05 Juli 2024

MENJAGA DAN MELINDUNGI

Gaji kecil, itukah alasanmu masuk?
Bukankah pengorbanan tak butuh biaya
Hanya sejumput harga diri dan capai lelah

Kesempatan berbuat baik sebagai pejuang
Waktupun menunjang
Namun asap dapur selalu menerjang

Sebagai penjaga dan pelindung sendi hukum
Anak istri sendiripun tersungkur
Dihimpit tanggungjawab serta kebutuhan

Kamis, 04 Juli 2024

SENDOK GARPU

Ketika sendok penuh terisi suapan
Garpu menahan nafsu diiringi bilahnya
Dengan bijak mereka mengantar

Tidaklah tertelan semua kebohongan tanpa dikunyah
Tidak pula segala caci maki hingga liur menetes
Sebagaimana sendok tak alpa menyuapi dan garpu melindungi 

Setelah sendok garpu purna rebah di atas piring
Diantara sisa upa yang berserak
Mereka memberi kenyang sebagai jawaban

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...