Selasa, 06 Agustus 2024

INGATKAH KAU?

Masih ingatkah kau,
ketika tatap kita saling  menelisik

Masih ingatkah kau,
senyum likat kita tersungging oleh canggung

Masih ingatkah kau,
derai tawa kita ketikanya udara memuai memenuhi rongga

Masih ingatkah kau, 
pantai tempat kita melarung impian

Masih ingatkah kau,
makan malam di kaki lima yang berisik dengan pengamen yang menjajakan lagu cinta

Masih ingatkah kau, 
lelehan es krim antara bibirmu yang rekah

Masih ingatkah kau,
titik air jatuh menabuh di teritis

Masih ingatkah kau,
ketika bulan muda seperti pelepah membuntuti ayun langkah 

Masih ingatkah kau,
malam saat bintang melirik dengan malu-malu ketika Lingga bersua Yoni

Masih ingatkah kau,
ketika rutinitas membentangkan jarak dan waktu di antara rindu dendam

Masih ingatkah kau,
tatapmu, bencimu, ketika sinar mata hanya menyisakan remahan kasih sayang

Masih ingatkah kau?

1 komentar:

  1. Puisi ini penuh dengan kenangan yang mendalam, berusaha menghidupkan kembali momen-momen yang penuh keintiman dan kebersamaan. Setiap baris mengajak seseorang untuk mengingat detil-detil kecil dari masa lalu, mulai dari tatapan, senyum, hingga momen bersama di bawah bintang. Ada nuansa nostalgia yang kental, disertai dengan kesan kehilangan dan kerinduan, terutama ketika ditutup dengan pertanyaan, “Masih ingatkah kau?” yang seolah menggantung, menantikan jawaban yang mungkin tak pernah datang.

    Apakah puisi ini terinspirasi dari pengalaman pribadi atau dari khayalan?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...