Sabtu, 28 Juni 2025

SURAN

Nyatanya gerimis mengiringi pergantian 
Bulan meletakkan sabitnya di ufuk
Orang berkumpul mengepung asap dupa
Bibir berkemak kemik memohon

Sejatinya tahun kian menua
Disongsong dengan segala rupa adat
Sebagian kita mencari pulung
Tak tidur hanya menyanggong 

Ditemani angin malam
Digenapi asap rokok
Diterangi lampu jalan
Penantian tiba di ketiak waktu


Kamis, 26 Juni 2025

DAMAI TAK DAMAI

Hanya karena korban telah
Maka jabat tangan seolah
Di batas garis demarkasi berkilah 
Kemanusiaan porak poranda

Langit malam tak warna
Hanyalah kelam kasat mata
Dimana degup ketakutan
Maka bau amis kematian

Perang butuh tumbal
Rakyatpun tumbang
Esa hilang dua terbilang

Sebab damai sebagai ujung
Setelah nyawa hilang
Yang tercecer tinggal harap cemas

Selasa, 24 Juni 2025

AYAH PULANG

Di punggung ayah meletakkan beban 
Pada itu waktu ia melangkah di batas sore
Tubuhnya yang penat berhambur keringat

Ia duduk di kursi penjalin
Dagunya disanggah
Matanya menatap nanar

Hidup memang akumulasi kekalahan
Kita hanya perlu menghimpunnya
Dengan langkah tertatih akan sampai jua

Terkadang menyelinap sedikit bahagia
Ketika mulut-mulut kecil sibuk mengunyah 
Sehingga kita dapat merenda mimpi

Cangkir di atas meja berisi separuh 
Sebatang rokok klobot melepas aroma 
Lelah bertelekan di sandaran kursi

Setelah cukup menyapih keringat
Ayah berjalan perlahan menuju jeding
Tubuhpun disiram air dingin. Segar.

Kamis, 19 Juni 2025

UBAN

Warnamu adalah keringat dan air mata 
Abu-abu sebagaimana sejarah
Mendekorasi wajah dengan carut-marut

Warnamu adalah pengalaman 
Dari waktu yang panjang terbentang 
Hingga terik kemarau panjang 

Warnamu adalah tiket penuju usia
Berselang hingga rambut
Dimana hikmah kebijaksanaan terburai 

EROS

Mata itu membakar
Nafaspun terengah
Diantara detik yang melambat
Tubuh mengejang

Semua ikatan terlepas
Ruang dan waktu melebur
Titik kulminasi ejakulasi
Terlentang diantara keringat

Perlahan dunia kembali menyatu
Separuh rambut menutupi
Kesadaran dihempaskan
Kita terbaring lelah. Bahagia.

Sabtu, 14 Juni 2025

MATI

Woro-wiro telah disiarkan 
sehari sebelum eksekusi 
di serak radio maupun sosmed

Hujan datang sebagaimana gerimis
Menambah gelap dan suramnya hati
Ketika itu listrik telah mati

Di jalan sekali dua kendaraan melintas
Suaranya bergetar hingga kamar
Sekadar tak senyap

Sesuai pengumuman sore akan menyala
Nyatanya matahari miring di balik awan
Gelap tetap saja

Jumat, 13 Juni 2025

RAJA AMPAT

Selama pohon sagu menghilir pantai
Cukupkan saja sagu dan ulat

Dengan tombak dan panah
Berburu ikan karang

Jangan lupa genjik disusui mama
Agar di pesta adat tersedia babi gemuk

Untuk nikel?
Tak usahlah ingin tahu
Bagianku untuk memamahnya mentah-mentah

Ke negeri nun jauh
Nikel berlabuh
Dan uang membuang sauh

Pohon yang ditebangi
Janjiku pada tanah ini. Dan hanya janji.
Reboisasi!

Sementara pemangku di pusat
Sebagai corong ia membeo

Mengamini setiap janji
Menutup mulut yang sibuk mengunyah
Menutup kuping dari suara pedalaman

Raja Ampat riwayatmu kini

Senin, 09 Juni 2025

TITIK TAK DAPAT KEMBALI

Tak ada yang lebih mengikat dari janji
Diuntainya mantra di ujung bibir
Sebagaimana temali di leher

Tak ada jalan lingkar selain ingkar
Digenggamnya seikat doa beserta bunga
Tanda perpisahan hati dan rindu

Jumat, 06 Juni 2025

GUYUB RUKUN

Terik matahari tak menyurutkan
Keringat membasahi 
Semangat rambate rata

Seperti berbalas pantun
Berceloteh saling olok
Tawa juga sesudahnya

Waktu telah condong ke barat
Setiap sisi dan lekuk telah asri
Kita bawa pulang lelah dengan gembira

Rabu, 04 Juni 2025

'IED QURBAN LALU

Darah itu masih membekas
Dilekasi matahari yang panas 
Menggenangi pikiranku atas segala ingin
Mendorong egoku hingga batas angin

Rambut berpilin dengan keringat
Sedangkan daging telah dipotong dadu
Dari api arang tersiar bau
Di cerah siang kita berkerumun bersila

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...