Minggu, 25 November 2018

DI TAMAN SURGA

Di timur taman bahagia
Cinta adalah hamparan pagi
Dan warna warni hati

Kita telanjang berkulit tembaga
Berjalan menyusuri permadani
Tenunan semak kembang setaman

Aneka buah bertangkai rindu
Memeluk cabang rendah
Berwarna matang aroma dahaga

Sinar menerobos lembut
Melesati rimbunan daun sukacita
Membentuk garis miring bening

Kadang kicau burung riang
Bersahutan dengan desir angin syahdu
Kita terpana dialun tetabuhan

Diantara taman-taman Eden
Jalan setapak berhias batu kali
Membelah hamparan rumput

Garisnya kontras berwarna coklat
Diapit pagar tanaman rambat
Berakhir di danau berkaca biru

Segala kenikmatan tunduk dan datang
Terjangkau tangan dan langkah
Terlihat pandang dimana menatap

Hanya sebuah pantang dan larang
Mendekati pohon pengetahuan
Dan memetik merah tragedi

Ular pengejawantahan beludak
Mendesis dengan hasut bahna iri
Tawarkan keabadian lewat apel

1 komentar:

  1. Puisi berjudul "DI TAMAN SURGA" ini menghadirkan suasana yang penuh kedamaian dan keindahan, seolah-olah berada di tempat yang penuh dengan anugerah dan kenikmatan. Imaji yang dibangun oleh penggunaan kata-kata seperti "hamparan pagi", "warna-warni hati", "buah bertangkai rindu", serta "daun sukacita" menonjolkan taman yang hidup dengan cinta dan kesucian.

    Ada nuansa mitos Eden, dengan pantangan mendekati pohon pengetahuan yang menjadi simbol tragedi dalam cerita penciptaan. Keberadaan ular sebagai simbol penggoda juga menambah unsur ketegangan di tengah-tengah keindahan, mengingatkan bahwa di balik segala kenikmatan terdapat batas yang tak boleh dilanggar.

    Dengan struktur yang rapi dan penuh deskripsi yang kuat, puisi ini berhasil menghidupkan imaji surga yang damai namun juga menyimpan potensi bencana tersembunyi. Apa inspirasi khusus di balik puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...