Sabtu, 18 April 2020

SIKLUS

Titik nol kehidupan itu bernama pernikahan
Dengan saldo tabungan di buku nikah
Sebanyak doa dipanjatkan
Dan resepsi yang tumpah ruah

Tangisan telah kehilangan kodrat
Gendernya tidak dikenal
Dengan adat sebagai jubah kebesaran
Saudara menjadi saksi berjuta bintang

Kemudian tahun dirajut dengan aneka
Warnanya merah amarah dan sukacita
Suaranya gaung sedu sedan hingga rintihan
Ketika menengok ke belakang selembar kain bermotif cinta terhampar

1 komentar:

  1. Puisi ini, berjudul SIKLUS, menggambarkan perjalanan hidup dalam pernikahan sebagai sebuah siklus penuh warna. Dimulai dengan "titik nol kehidupan" yang melambangkan pernikahan itu sendiri, diperkaya oleh makna doa, resepsi, serta adat sebagai penanda kebesaran. Kehilangan kodrat gender pada "tangisan" mengisyaratkan bahwa emosi dalam kehidupan pernikahan adalah universal, tidak terbatas oleh perbedaan.

    Dalam perjalanannya, pernikahan disandingkan dengan rajutan tahun yang penuh warna—merah mewakili amarah dan sukacita yang silih berganti. Suara kehidupan menikah bergema dengan sedu sedan, tangisan, dan rintihan, menandakan bahwa pernikahan penuh dengan perjuangan dan kebahagiaan yang terjalin erat. Akhirnya, ketika menengok ke belakang, "selembar kain bermotif cinta terhampar," seolah menegaskan bahwa cinta menjadi landasan yang menenun seluruh pengalaman hidup dalam pernikahan tersebut.

    Apakah ini puisi baru yang Anda tulis sendiri?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...