Perempatan itu adalah kota
Kecil dan sepi
Jalan ke selatan menuju rindu
Dinaungi sengon dan randu
Sedikit jati merana melepas daun
Di kiri jalan sejauh debu mengaduh
Rumah kecil bercat kapur
Beratap beludru sutra dusun
Jendelanya menatap haru
Bayangan ayah
Ibu yang renta
Kenangan tahun yang hilang
Terpana di hati yang degup
Kendaraan mengikuti laju
Kampung silamku tunggu kedatanganku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "JALAN KEMBALI KE RUMAH" menggambarkan perjalanan pulang yang penuh nostalgia, di mana setiap elemen jalan membawa kenangan tentang rumah dan keluarga. Perempatan kota kecil yang sunyi, jalan yang dinaungi pohon-pohon sengon, randu, dan jati yang meranggas, semuanya menciptakan suasana melankolis dan tenang. Rumah kecil dengan cat kapur dan atap beludru mengisyaratkan kesederhanaan yang penuh kehangatan. Bayangan orang tua yang semakin tua, serta kenangan yang tertinggal di masa lalu, menggugah emosi dalam hati yang berdebar saat kendaraan melaju menuju kampung lama. Puisi ini penuh rasa rindu dan harapan untuk kembali ke asal usul.
BalasHapus