Bulat dengan binar yang hidup
Selalu riang penuh antusias
Dekik di pipimu ada begitu saja
Ketika bibirmu mengembang senyum
Membuat warna kulitmu kian tanah
Sewaktu bicara kicau prenjak
Seluruh tubuhmu bergerak
Menatap, mendongak, mengangguk
bahkan rambutmu surai kuda poni
Memenuhi udara dengan gairah
Seperti lebah menari
Demikian engkau mewarisinya
Seperti sewaktu muda
Ketika kakek terpana
Puisi "WARISAN" ini menggambarkan dengan indah tentang warisan fisik dan karakter yang diturunkan antar generasi. Dengan metafora yang kuat seperti "matamu buah badam" dan "rambutmu surai kuda poni", penulis menekankan ciri-ciri fisik dan energi hidup yang diwariskan dari masa muda seseorang hingga keturunannya.
BalasHapusAda keseimbangan antara penggambaran fisik (seperti mata, pipi, senyum, dan rambut) dengan ekspresi emosional dan semangat hidup. Gerak tubuh yang hidup dan antusiasme ketika berbicara menunjukkan bahwa warisan ini lebih dari sekadar fisik—ada gairah dan semangat yang diteruskan. Pada akhirnya, puisi ini merangkum kekaguman terhadap keturunan yang tampaknya mewarisi daya tarik dan pesona masa muda seorang kakek.