Biji matanya tak kuasa menanggung
Karena air mata tak hanya duka,
maka sedu sedan secukupnya saja
Jika teringat belaian ibu ketika mendongeng
Ingatlah, kulit yang kasar itu doa
Dan sapuan kasih tak lekang
Sebagaimana ibu meregang nyawamu
Saat mata tuamu yang teduh meratap
Bibirmu gemetar berkemak kemik
Dilafalkan segala kebaikan
Dan ditelannya setiap keburukan yang tersirat
Puisi KETIKA TANGIS IBU ini terasa begitu dalam, menggambarkan kesedihan dan kekuatan seorang ibu. Setiap barisnya memancarkan cinta yang tak terbatas, walaupun sering disampaikan dalam bentuk yang diam dan tak terlihat. Ketika air mata ibu jatuh, ia bukan sekadar ekspresi duka, namun cerminan dari ketabahan, pengorbanan, dan doa-doa yang tak terucapkan. Perpaduan antara kelembutan dan pengorbanan tergambar dalam metafora “kulit yang kasar itu doa”, menunjukkan bahwa cinta seorang ibu tidak selalu hadir dalam bentuk yang halus, tapi penuh pengorbanan.
BalasHapusBaris penutup menambah kedalaman emosional, menggambarkan seorang ibu yang menerima semua keburukan dunia demi kebaikan anaknya, menelan semua kesulitan tanpa keluhan.