Jumat, 31 Mei 2024

HARI MENUMPAHKAN DARAH

Selepas Dhuha 
rombongan peziarah 
berjalan menyusuri jalannya Ibrahim 
sambil mengagungkan nama Tuhannya 

Di hadapan tiang menjulang 
tujuh kerikil menghukum setan 
atas segala hasad dengkinya

Demikian berulang, 
dua tiga kali

*
Di halaman masjid depan rumah 
seekor sapi mengejang 
darahnya tumpah di sisiNya sebelum jatuh ke tanah

Rabu, 29 Mei 2024

LANSIA

Lansia hanyalah hitungan matahari dan bulan
Berulang hingga mebentuk pola
Dengan Sunatullah mana kita memintal

Memang di jalan terkadang lubang kerikil
Menemui kebuntuan sebelum tibanya akhir
Namun kompas selalu mengarah ke utara

Batas akhir senja kala adalah teja
Menghitung satu dua pahala dosa
Tiada ke tiga terbilang

Kamis, 23 Mei 2024

PISAU TERBANG

(LI SUN HOAN)

Kilaunya menyembunyikan wajah
Waktu seakan berhenti
Jemarinya memegang erat bilah

Mata menatap. Tajam.
Target terkunci
Sekejap pisau membelah udara

Seorang wanita terbelalak
Lehernya tembus pucuk
Darah menitik lalu mengalir

Sinarnya kian pudar
Nyawa meregang 
Pisau tak pernah gagal

Selasa, 14 Mei 2024

SENJA DI KOTA

Mesin kota menggeram di lampu merah
Knalpotnya terbatuk menebar asap jelaga
Wajah-wajah lelah menatapi senja
Di bawah naungan panas pancaroba

Matahari telah hilang wajah 
Warnanya yang keemasan berubah merah tembaga
Di taman kota angin semilir
Pedagang menggelar dagangan sepanjang trotoar 

Kota telah masuk keharibaan malam
Cahaya lampu mencoba berkedip 
Sepasang kekasih berjalan besanding
Mengitung langkah seiring sejalan

Menyusuri malam yang muda
Pengamen merayu dengan parau
Berharap recehan menghampiri
Sedangkan lagu diakhiri sebelum diawali

Jalanan tak terlalu padat
Satu dua mobil pun lewat
Orang berlalu lalang melepas penat
Lalu berhenti memesan kudapan

Kamis, 09 Mei 2024

DUA GADIS KECIL

Dunia gadis kecil bermain tak melampaui tembok
Mereka asyik melukis bumi alit dengan warna warni imajinasi 
Dari halaman bukupun segenap garis membentuk cerita
Mereka berceloteh hingga benak yang tualang

Dan mereka berkejaran dari halaman mencapai lubuk
Menangkap kupu-kupu dan menyimpan ronanya
Ada sumringah karena keingintahuannya
Hingga merah merona pipi mengendap keringat. Gerah.

Terkadang mereka bertengkar  rebutan buku dan pensil warna
Tak ada yang mengalah kecuali dibalas boneka
Lalu mereka melanjutkan kisah hari itu dengan menimang
Sambil meninabobokan seraya makan siang

Senin, 06 Mei 2024

PERHELATAN

Di bawah naungan sinar lampu
Pasangan demi pasangan melenggang
Aneka parfum mengurapi malam
Warna warni silih berganti

Dikurung oleh hidangan dan dekorasi
Seharga lebih dari all you can eat
Bonus di photo booth 
Hiburannya nyanyi dan tari

Kita berbaris bergilir
Menanti jabat tangan dan ucapan selamat 
Jika untung naik ke pelaminan untuk diabadikan
Setelahnya menuruni tangga menuju hidangan

Tak ada pesta yang tak usai
Lampupun pejam
Musik telah diam
Dan khalayak keluar menuju malam

Jumat, 03 Mei 2024

COMMUTER LINE

Di stasiun tua kereta terhenti
Kursi berdesakan kaki

Menanti gilir penumpang
Sebahagian mengantuk sisanya menggerutu

Nyaris setiap mata menatap layar
Adik menangis berebut gawai

Ada mimpi yang disimpan di dalam ransel
Asa ketika meninggalkan rumah biyung

Ada derai tawa memenuhi ruang
Gadis-gadis ribut berceloteh

Seorang ibu mengeluarkan teteknya
Adik kecil rakus menghisap kehidupan 

Di antara gang lalu lalang 
Petugas berseragam, penumpang menuju kamar kecil

Dunia mengecil saling beradu lutut
Pendingin terengah mencoba mengusir gerah

Kereta terus melaju
Mendatangi setiap stasiun yang terpencil 

Kamis, 02 Mei 2024

PENDIDIKAN

Pendidikan menyelinap ke dalam pikiran
Menginfeksi hingga pengetahuan

Karena kebodohan harus dibasmi dari bumi pertiwi
Maka sekolah ditancapkan dalam benak anak

Sedangkan guru sebagaimana soko
Adalah paku yang melukai hingga relung keingintahuan 

Waktu! Ya, waktu yang menjadi pengadil
Sebab ia juga yang mencatat setiap takdir mulai dari buaian hingga liang lahat

Ketika pendidikan telah selembar kertas
Ada kehidupan yang hanya paralel dengan nasib

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...