Sabtu, 29 Juni 2024

HUJAN

Hujan mendatangi sore 
Kulonuwun diselanya kemarau
Turun serta gairah menggebu
Bergumul hingga birahi tanah berdebu

Adakah ini melencengnya musim?
Atau alpa membaca tanda alam?
Tidaklah primbon tempat menerka
Sedangkan titik koma tak jua menjadi rujukan

Titik-titik air berjatuhan 
Dengan riang gembira menabuh
Dedaunan berpendar oleh warna

Ketika itu bau tanah basah
Melintasi jendela tua berteralis
Lalu merasuki paru-paru

Jumat, 28 Juni 2024

MEJA MAKAN

Hanya kesedihan dan diam hingga sunyi
Piring-piring serta sendok garpu yang terkulai
Wajah kita menyimpan sedih lewati pandang mata
Serupa upa nasi dan segelas air dingin

Di sisi kiri ada sejumput hitam arang
Sisa terbakar oleh api lilin
Perangkap waktu hingga sejarah

Kursi beranyam rotan dimana lutut saling beradu
Menyembunyikan getar cemas pada sendi kaki
Lampu bohlam menggantikan sinarnya matahari
Sehingga luasan ruang menyembunyikan bayangan meja

Denting piring beradu sendok telah lenyap
Udara kian senyap oleh kepedihan

Sementara kita terkurung oleh detik-detik yang berdetak lambat
Mulut telah penuh oleh kata-kata yang amarah
Di atas meja makan tua kayu jati
Hanya air mata menetes jatuh membasahi

Kamis, 20 Juni 2024

CANDI OLO

Bayangan memudar di senja kala
Warnanya lembayung hingga tua
Ketika itu mata mulai rabun
Dan rambut terbelah dua

Sebab serentetan kegagalan
Sejumput putus asa
Setangkup kecewa
Serta selarik doa harapan

Usia telah banyak tanggal
Meninggalkan musim demi musim
Dan waktu tak ada kembali
Seperti anak panah melesat

Senin, 17 Juni 2024

PEDANG

Tangannya menggenggam
Pedangpun terhunus
Hati dan pikiran mengejang

Ketika momennya tiba
Pedang mengejan
Membelah angin merobek bahu

Darah terburai
Tubuh terkulai
Langit menangis

Minggu, 16 Juni 2024

PERBURUAN

Telapak tanganku basah oleh keringat
Anginpun mati tak lewati medan
Semak terdiam
Kesunyian di pucuk pohon serta dedaunan

Mataku lelah menatap 
Kulitku gatal semut merayap
Seekor babi hutan, besar, beserta lima anaknya melintas belukar

Senapan menyalak keras 
Memuntahkan api memekakkan telinga
Burung berterbangan bahna kaget 
Selembar daun jatuh ke tanah


Minggu, 09 Juni 2024

REJEKI

Sebab angan melampaui usia 
Maka rejeki dinisbahkan sebagai lembaran
Sedangkan waktu tak jua kompromi

Pada malam bintang jatuh
Rejeki coba dikais lewat doa yang intim
Sedangkan waktu tak jua kompromi

Keringat dan air mata adalah harga
Capai lelahnya sebagai rente
Sedangkan waktu tak jua kompromi


Selasa, 04 Juni 2024

PINDAH

Seperti melipat kenangan
Kepindahan meletakkan tempatnya
Setelah usai bebenah
Meja kursi menegaskan hadirnya

Di sudut temaram
Tempat menepi sejenak
Kadang ingatan melantur sendiri
Dan di atas meja secangkir kopi pahit 

Adakalanya sesaat kita teringat
Terngiang setiap ucap
Terlena segenap dekap

Namun seiring ruang waktu
Sejarah dengan ceritanya sendiri
Menulis di lembaran baru yang terjaga 

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...