Selasa, 28 Januari 2025

IMLEK

Awan hitam menutupi langit
Sebagai naga barongsai
Lampu berpendar 
Berkedip cahaya mata

Orang berdesakan hingga sesak nafas
Bayi di gendongan menangis teteknya lepas
Seorang lelaki mendorong kerumunan
Di bahunya anak kecil menatap dengan antusias

Genderang dan kecer ditabuh
Mengikuti langkah kaki dan tari
Lincah melompat tegap melangkah
Barongsai mengedipkan kedua kelopak matanya bergantian

Setelah angpao di renggut di mulut
Tepuk sorai bergemuruh
Dari atap penglari
Mercon meledak menyambut tahun baru

Minggu, 19 Januari 2025

JENGUK

Datangilah dengan seikat cinta dan doa
Karena pahala dalam sekeranjang buah
Duduk dan semayamlah antara sakit penyakit
Seraya menghibur dengan sepatah dua kata

Simpati kita sematkan di wajah
Diiringi senyum mafhum
Menit telah berlalu
Seraya kisah menjadi topik kita

Waktu telah condong menuju senja
Percakapan telah mati angin
Diiringi harap pada kesembuhan
Kita uluk salam untuk pamit 

Kamis, 16 Januari 2025

PASTI

Sidik Mu jelas
Sebagai api yang telengas
Dan angin menghantar panas
Hingga tanah dan pohon meranggas

Jerit tangis adalah harga
Dari sekadar tudingan dan ancaman
Dan polling yang melecehkan
Dilibas amarah karena kesombongan 

Ketetapan telah pasti
Karma jua terjadi
Diantara kehancuran yang menjadi
Ada harapan yang ditepati

Senin, 13 Januari 2025

PERINGATAN

Kau, singa podium yang mendeklarasikan neraka
Telunjuk mengancam dan tiga jari mengecam arogansimu
Sungguh engkau telah meremehkan doa
Ketika hafidz yang kelaparan menadahkan kedua tangannya ke langit
Gusti pun malu untuk tak mengabulkan

Ketika itu malam sebelum api
Tepuk tangan bergemuruh
Bau parfum dan pakaian
Diantara sorak dan teriakan
Kau dinistakan dengan tawa

Lalu Kau utus api dan angin
Mereka menebar bencana
Sebuah neraka kecil
Membakar harta dan rumah
Pohon dan semak
Kesombongan dan arogansi 
Sebagai sebuah peringatan

Minggu, 12 Januari 2025

MENEMANI BELANJA

Sejalur keringat bercampur bosan mengaliri dahi
Terasa sumuk di ruang berpendingin
Dengan punggung tangan ku usap hingga pedih peri

Sejam menanti seolah mencakup sehari matahari
Ada lelah di tiap langkah yang ku ikuti
Kucoba membunuh waktu dengan peranti

Tanganmu mengambil, meraba, menimang
Warna jua sebagai pertimbangan
Lalu label harga pun diraih

Di ujung gang terlihat pilihan menarik
Setelah lulus uji dan coba
Harga pun terjangkau kantong

Dari toko kau sumringah sambil menenteng
Selangkah di belakang ku ikuti langkah
Menuju tempat parkir kita bersegera

Sabtu, 11 Januari 2025

TERHALANG HUJAN

Hujan menunda kepulanganku
Ia deras hingga suaranya guntur
Jemariku saling menggenggam 
Agar dingin sedikit terusir

Telah sepenanak nasi hujan mengguyur
Tetesannya meletik menempel di kaki
Hatiku menyumpah 
Nyatanya dingin tak jua beranjak

Hujan terus saja meradang
Sedikit mangkel kunyalakan motor
Kupacu hingga kulit mukaku perih
Dan kubawa hujan hingga ke rumah 

Senin, 06 Januari 2025

GELO

Sungguh sinar mata menyimpan kecewa
Tak jua suara hanya saja gumam. Lirih.
Bahasa tubuhpun murung
Sejalur keringat di kening

Kucoba merapal sekadar maaf
Namun hanya kemak kemik tak arti
Tiada kata tiada sapa 
Namun hati tetap bergolak

Pikiranpun teraduk oleh emosi
Tampak di wajah yang membesi
Ya Tuhan, aku berlindung dari goda amarah 
Semoga hatiku seluas mayapada

Sabtu, 04 Januari 2025

LAMAR

Selangkah lagi menuju tikar lampit
Ku datangi kau dengan seikat janji
Seiring sembah takzim
Ku minta kegadisanmu pada kau orang tua

Kau duduk diapit dengan baju terusan berwarna muda
Sedikit gelisah kedua tanganmu saling meremas
Dengan getar ku ucap lamaran 
Sedangkan kedua orang tuamu menatap kerap

Ketika telah gayung bersambut
Suasana mulai mencair
Kita digiring menuju meja makan
Sambil berseloroh, bersenda, kita menikmati citarasa 

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...