Minggu, 23 Februari 2025

MAAF!!!!???

Sungguh kritik telah menelan ludahnya
Seperti pagar makan tanaman
Setiap kata yang jadi busur 
Kembali ke dada sebagai luka busuk

Lalu gelombang menjadi amarah
Menyapu pikiran tanpa wajah
Dikepung opini yang melesak
Kambingpun kembali hitam

Maka menyanyilah dengan indah
Dengan idiom dan perumpamaan 
Mencegah perundungan 
Atau cukup diam saja

Jumat, 21 Februari 2025

SEDANG TIDAK BAIK-BAIK SAJA

Setidaknya hujan dan angin saja
Namun badai jua telah menjelang
Dari kasak kusuk di sekeliling 
Sekam telah membara

Mengusung jargon gelap
Dengan yel-yel serta panasnya siang
Tangan mengepal ke atas 
Keringat bercampur asap knalpot

Di gerbang gedung 
Orasi membakar hingga letih
Orang-orang berseragam membentuk barikade
Massa yang gaduh merangsak maju

Batu dan petasan
Tameng serta topi baja
Caci maki sumpah serapah
Malam yang panjang

Selasa, 11 Februari 2025

ME TIME

Meja kayu kecil 
taplak motif batik
kursi plastik

Matahari berseri
Sore yang berperi
Angin semilir

Di naungan langit 
Bau daun jatuh. Menerjang.
Sekawan semut membawa remahan

Aku duduk menatap kejauhan sambil menghirup kopi


Sabtu, 08 Februari 2025

MEMBUNUH WAKTU

Sungguh aku hanya terkapar di balai
Hampir pecah kepala ini karena menghitung
Sedangkan kantuk tak jua sambang
Dan pikiran berkejaran seperti kuda. Liar.

Malam merangkak penuju bintang timur
Sejangkauan dari tatap nyalangku
Sejauh mimpi membongkar sauh
Dari kamarku ia semilir menjauh

Akhirnya aku menyerah kalah
Serupa berkalang tanah. Pasrah.
Lalu kupicingkan mata
Sambil mulai menghitung kembali segerombolan domba 

Kamis, 06 Februari 2025

OLAHRAGA OLAHRASA

Tiap langkah perjalanan raga
Atma kian mendekap
Ketika hati merapal setiap Nama
Tetes keringat berjatuhan

Waktu sepanjang jalan jua
Menyisakan jejak tak lengkap
Namun lidah yang penuh dengan ucap
Sebagai doa mengiringi senyap

Dan lelah
Seumpama upah
Maka lelaku
Mencari tuju

Selasa, 04 Februari 2025

MENGINGATMU

Kau, 
terperangkap di bentang pikiran 
lalu turun sebagai tetes manikam 
dan menitik di pelupuk kenangan

Aku, 
mencoba menjelajahi rindu 
dalam larik seraut waktu
menyusun puzzle bahagia

Kau dan aku, 
pernahnya memintal mimpi 
hingga menjadi selembar kain 
lalu diudari, terlepas kembali

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...