Minggu, 29 Agustus 2021

PUSING

Pusing menyelinap melalui mata 
Menusuk langsung ke dalam otak
Separuh kepala diterjang nyeri
Sisanya tanpa daya mengiringi

Mata dipejamkan mencoba menepis
Cahaya meredup bayangan memudar
Setelah sekian waktu manjing dalam gelap
Sinar sontak menerjang lewat kelopak

Ku minum sebutir obat penghilang rasa sakit
Dan ku rebahkan tubuh di amben
Sejenak kemudian kesadaran hilang
Aku tak ingat apa pun, bahkan mimpi pun tak

Sabtu, 28 Agustus 2021

KEMARAU

Nampaknya kita berada tepat di tengah kemarau panjang
Angin pun hanya menyemai panas, 
bersembunyi di dedaunan yang jauh, 
dan ketika turun hanya lah meniup debu di mata

Kadang kala awan berarak mengelilingi matahari
Menyembunyikannya dari terang yang pijar
Tak lama kemudian mendung turun merebak
Tanpa hujan tanpa tangis, hanya mendung

Selembar daun terbang melayang
Melintasi siang yang temberang
Perlahan jatuh di tanah kering

Kawanan burung melintasi sunyi
Mengepakkan sayapnya pada siang yang lesi
Menggiringnya menembus cakrawala

Kamis, 26 Agustus 2021

PURNAMA

Purnama menggadangi malam
Anak rambutnya bermain ditiup angin
Di kolam ia bercermin
Di dasarnya lumut dan ikan kecil

Ketika air beriak tak dalam
Daun menyibak
Bayang bergerak
Senyum merebak

Dari ketinggian pohon kelapa
Diantara tandan muda
Purnama meletakkan bahunya sejenak
Sebelum melanjutkan pengembaraannya

Selasa, 24 Agustus 2021

NYAWA

Telah dicabut satu nyawa
Dan diletakkan di kolom obituari
Sebagai woro-woro bagi pembaca
Berharap istirahat dalam damai

Liang lahat telah digali
Agak keras karena kemarau
Sanak berkumpul sanak kembali
Hanya Kamboja yang menunggu

Rumah duka tempat bersimbah kenangan
Terkadang ada sedu sedan mengiringi
Rindu mendatangi dengan derai air mata

Kadang kau sambang di senyumnya genduk
Kadang di bola mata thole
Seringnya lewat angin lalu

Senin, 23 Agustus 2021

MAAF

Sebagaimana maaf diletakkan di luasan hati
Tiada sepatah kata jua tepat menghardik
Dengan setipis senyuman bijak bestari
Mendung hilang diterpa angin

Sesungguhnya maaf sebagai pagi berseri
Warnanya terang kemarau panjang
Tak hanya burung yang bernyanyi
Senyum pun menepis kelabu debu

Sekian maaf melesat hingga ujar
Suasana likat hingga canggung
Diam sebagai yang ke tiga
Dan dua ego kembali bertaut

Sabtu, 21 Agustus 2021

DI KURSI

Ketika itu pikiran riuh berkecamuk
Serupa fragmen tak lekang, tak lengkap
Tanpa duga kantuk menyelinap merabu mata
Dengung nyamuk pun tak kuasa menahan
Kaki selonjor tumit mencari lantai
Kedua tangan diletakkan di dada
Ingatan kian samar tak jelas
Selangkah lagi masuki alam kasunyatan


Seorang wanita muda mendatangi
Dengan senyum manis mengajak
Bukit-bukit terasa gundul hanya warna
Bahkan matahari tak kuasa panas
Di pinggir sungai tangannya bermain air
Lalu berbalik menatapku sambil melepas helai kainnya
Sekejap kemudian mataku nyalang menatap langit-langit
Ternyata semua hanya mimpi

Kamis, 19 Agustus 2021

KETIKA ITU SUBUH

Subuh menggamit tidurku
Lewat suara azan di surau
Lalu ku basuh kantukku
Dengan air wudhu

Di atas sajadah ku letakkan sujud
Hingga keningku tunduk
Rangkaian doa bertumpuk
Ilahi puji di pagi yang khusyuk

Sabtu, 14 Agustus 2021

RACUN

Diambilnya dua gelas dari atas rak
Diletakkannya di atas tatakan
Dari lemari dikeluarkan sebotol minuman
Lalu dituangkan di sepertiga gelas
.......... 

Seorang wanita cantik awal tiga puluhan turun dari taksi
Tangannya memegang HP yang disematkan di kuping

"Hallo, Mas, aku ke kantormu, ya!"
"Kita makan siang bersama"
"Kamu ku jemput"
"Sepertinya tidak bisa, dik, karena siang ini Mas rapat dengan bos"
"Bagaimana kalau acaranya diganti malam nanti saja? Kita dinner di resto langgananmu? "

Saat itu ia sedang menanti taksi online pesanannya
Ketika melirik ke kiri, ia melihat seorang pria keluar lewat gerbang gedung kantor
Bajunya berwarna putih dan celana hitam
Di lehernya tergantung id cardnya
Ia berjalan sedikit tergesa ke arah kiri
Bukankah itu....? 
Penasaran, ia ikuti pria itu dari jarak yang cukup jauh
Setelah melewati tiga gedung, pria itu belok ke kiri memasuki sebuah gang

Di tengah gang, setelah berjalan berkelok, pria itu berhenti di sebuah rumah kecil yang asri
Temboknya berwarna biru muda
Di halamannya yang sempit tertata pot-pot dengan aneka tanaman
Pria itu mengetuk pintu
Di nantinya sesaat maka pintu dibuka dari dalam
Seorang wanita muda, manis, tersenyum pada si pria
"Mas, kok agak lambat datangnya? Makanan sudah dingin"
Si pria mendekatinya lalu tangannya dicium oleh si wanita muda dan si pria mencium keningnya
Dengan bergandengan tangan mereka masuk ke dalam rumah

.......... 
"Mas, minumnya diberi es?"
"Ya, seperti biasa!", sahut suara dari ruang tengah
Diambilnya es dari kulkas lalu dimasukkan ke dalam gelas
Perlahan ia membuka laci
Dirogohnya sebuah botol kecil berwarna coklat
Tutupnya dibuka lalu isinya dibubuhkan sedikit ke dalam gelas berisi es
Setelah itu dengan kedua tangannya dibawa gelas-gelas itu ke ruang tengah
Di sofa duduk seorang pria 
Bajunya putih, celananya hitam
Id cardnya tergeletak di atas meja
Disodorkannya gelas berisi es tadi ke tangan lelaki itu

Kamis, 12 Agustus 2021

PERTIWI

Sebagaimana ibu, 
susu mengalir sampai jauh 
akhirnya ke laut

Seperti pertemuan di air payau
asam di gunung dan garam di laut
bersua di pelimbahan

Sebagai dewi, 
pada tubuhnya terhampar subur
padi dan palawija

Gemah ripah loh jinawi
air mata ibu pertiwi
dikandung di rahimnya di timur matahari

Rabu, 11 Agustus 2021

SETIAP HARI ADALAH PUISI

Pertengkaran yang mengaduk emosi
Sumpah serapah dengan air mata
Kata-kata sebagai isak tertahan
Hingga pelukan maaf sesakkan nafas

Buah matang dimakan codot
Daun layu berguguran
Barisan semut panjang dan kerap
Udara kering kemarau

Saat malam di kamar
Kita tersungkur oleh puja
Di hamparan sajadah sepertiga malam
Bahkan pergumulan hingga keringat 

Lenguh sapi pertanda birahi
Cempe merumput di kebun
Ayam berkokok pada dini hari
Tetkadang nyamuk di balik kelambu


Semua kata yang terucap maupun bungkam
Sebagai tanda yang tersurat bahkan tersirat
Segenap suara dan bentang warna
Setiap kita adalah puisi

Senin, 09 Agustus 2021

KOLEKSI

Banyak tahun telah senyap
Pundi uang pun pecah ratna
Ketika disatukan jadi lah kelabu

Kenangan jua menjadi mosaik tak lengkap
Setiap kepingnya disatukan emosi
Membentuk masa lalu yang retak

Lengkap atau pun tidak
Koleksi di simpan rapi di relung
Sesekali dijamah ketika kangen

Jumat, 06 Agustus 2021

MENGAIS IDE

Ketika itu makna belum lah kata
Mengonggok di dasar ingatan
Bercampur baur sebagai impian semusim
Dan mantra asap dupa wangi

Ketika telah lepas ucap 
Hilang segenap sakral
Seperti kuda lari dilecut cemeti
Tak satu dapat menghalangi

Di lembar kertas kita me-reka ulang
Agar tiada hilang ide yang menyambar umpan
Sebelum tinta mengering
Kail dilempar kembali ke kubangan

Rabu, 04 Agustus 2021

KUKU

Kuku menggaruk kulit
Hingga bekas sabagai cakaran
Ada sedikit perih tertinggal
Sebab luka mengikuti

Kuku kian panjang
Menyerupai cakar
Kadang jari menyibak rambut
Lain ketika menjentikkannya

Jika gatal mendera
Mengganggu kenyamanan
Jari dan kuku bergerak cepat
Refleksi menjamah lokasi

Jika malam Jumat tiba
Disunahkan memotong
Rambut dan kuku dirapikan
Gunting sebagai eksekutornya

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...