Rabu, 29 Desember 2021

BODOH UNTUK MENANGIS

Ada apa denganmu? 
Menangis di bibir ranjang
Menghadang matahari terbenam
Jatuh di pelimbahan jua

Ketika kau menguak takdir
Kemudian menjadi tiga
Kau, aku dan duka
Mengembang rembang air mata

Kata diam senyap
Satu dua kali menjadi isak
Dan jendela menjadi bingkai
Bagi lanskap hati

Sabtu, 25 Desember 2021

RELATIONSHIP

Kita pernah dituding oleh tajamnya pisau kata-kata
Sebelah kaki menggantung di tubir jurang amarah
Mata menggenang kepedihan yang menggigit
Ada jarak antara hati

Ada kalanya kita begitu dekat laksana mimi lan mintuno
Berbagi cerita tentang hari yang berangin
Gerimis yang membasahi sekat rindu
Dan peluk berkeringat di musim kemarau

Memang hubungan seperti jahitan tangan ibu
Warnanya tak tetap dipotong oleh gunting waktu
Perbedaannya dijalin saling menguatkan
Saling tarik menarik seperti kutub magnet

Jumat, 24 Desember 2021

CATATAN TAHUN

Negeri dimana cincin api melingkar
Bencana adalah tetangga terdekat
Di mana gunung berapi menari, 
dan lempeng benua beradu punggung

Setelah bencana, 
dan lahar abu
di situ lah kecambah

Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan
Setelah api melalap, 
air hujan membasuh hidup

Kamis, 23 Desember 2021

MALAM KUDUS

Malam ini kudus 
Seperti malam-malam yang lalu
Permukaannya sunyi senyap seperti bintang Timur
Malaikat pembawa rahmat turun jua
Bersama rintik hujan

Di malam padang gembalaan
Di mana nafiri ditiup
Tiga orang menguak hikmah
Berjalan menuju kandang kelahiran

Pada malam dimana ramal dirapal
Lahir bayi manusia. Suci
Dari kandungan wanita yang terjaga
Sebab kata Kun, maka jadilah

Selasa, 21 Desember 2021

PERAYAAN

Akhir tahun selalu disesaki perayaan
Dibungkus agama atawa bugil jua
Atas nama selamat

Datang dan pergi, 
semua mengambil bahagian. 
Kaya dan miskin

Gaungnya telah mengawali
Lewat percakapan ringan
Dari janapada hingga kaki lima

Semua antusias dan euphoria 
oleh mabuk 
hingga bising terompet

Minggu, 19 Desember 2021

MALAM NATAL

Malam itu hanya ada gerimis
Tak ada teman yang lain
Bayi suci menangis di gendongan. Lapar
Sedangkan tete ibunya kempes

Malam itu kudus 
Karena kidung dari gereja mengisahkan
Tiga raja dan bintang Timur, serta
musim panas yang sejuk

Malam kian sunyi
Bayi tak ada air mata apalagi isak
Sudah habis tenaga dan suara
Air putih tak mencukupi

Malam itu dia hanya berharap
Lakinya pulang membawa receh
Dari sampah plastik dan kertas
Untuk makan malam

Sabtu, 18 Desember 2021

MALAMKU 2

Tubuhku rebah di dipan
Ketika itu kantuk belum lagi menusuk
Mata ku pejamkan untuk memancing
Pikiran perlahan jadi gelap yang mengendap

Sekian waktu ku buang percuma
Kepalaku terpilin oleh mimpi
Melintasi bawah sadar 
Menjadi sekumpulan tanya

Sambil tergolek di atas bantal
Muncullah segala benang kusut
Bertumpuk memenuhi alas tidurku
Sedangkan malam kian condong ke timur



Kamis, 16 Desember 2021

ANOMALI 2

Rendeng masih di tengah pusaran
Warnanya lebih hijau dari musim
Mendung dan kilat menemani
Namun hujan tak mendatangi

Malam kadang datang dengan gelisah
Serangga terbang tak tentu arah
Dari terang lampu beranda rumah
Terlihat musim memerah saga


Selasa, 14 Desember 2021

BENCANA

Bencana datang tiba-tiba
Tanpa kulo nuwun apalagi wajah
Tiada nasab pada musim
Sejurus mengamuk langsung remuk

Di reruntuhan mengalir air mata
Darah yang memerah saga, 
ketakutan yang menghantui, 
serta malam dan siang yang bercampur aduk

Ketika tenda ditinggikan tiangnya
Segala duka nestapa berkumpul
Dari mata yang hilang rona
Menetes doa-doa putus asa

Sabtu, 11 Desember 2021

BUKAN LULLABY

Tidurlah dengan jenak, nak
Bunuhlah semua keinginan
Ganti dengan mimpi
Hingga genap gelap malam

Tidurlah dengan lelap, nak
Singkirkan lapar hausmu
Seperti gadis korek api
Membakar tiap harapan

Tidurlah dengan damai, nak
Sebab amarah hanya milik si kaya
Sedang kita hanya miliki perut kosong
Dan mulut yang menganga

Kamis, 09 Desember 2021

DILEMA

(Kepada Rumini) 

Kau memilih mendekap ajal
Menjauhi pintu yang terbakar
Di ruang putih dengan abu panas 
Kau telungkup dan meringkuk
Sembunyi dari amarah api

Dari putus asa hingga pasrah 
Sebagai jarak terbentang
Sedetik diam terbetik ragu 
Hati pun takut hingga tekad
Maka rebah ia berkalang tanah

Selasa, 07 Desember 2021

MATI ANGIN

Telah banyak kita berkilah
Mulai merajuk hingga membujuk
Amarah serta aluamah
Bersitegang tentang kebenaran subyektif

Air mata pun menggenapi
Kata dan emosi tak melingkupi
Matamu tetap menatap, tajam
Berkilat menyiratkan, "tidak!"

Senin, 06 Desember 2021

ERUPSI

Erupsi melahap kehidupan
Amarahnya lava, membakar
Awannya panas menutupi pandang
Akarnya tercerabut dari perut bumi

Desa diterjang 
Sawah digenangi
Hutan terbakar
Hari kian panjang

Dari tumpukan abu vulkanik
Kehidupan berkecambah
Ronanya matahari pagi
Tumbuh menatap langit


EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...