Abah hanya duduk terpekur
Matanya menatap lekat lantai. Tanah.
Mulut dan hidungnya sesekali meniup
Dan diamnya seribu bahasa
Emak duduk di depan pawon
Tangannya cekatan mengambil telo dan pisang dari panci yang airnya bergolak
Di taruhnya pisang dan telo di piring plastik
Asapnya mengepul dan naik ke langit-langit
Sambil tangannya bekerja, emak ngedumel
Tentang harga-harga yang naik
Kopi dan gula yang habis
Jajan si thole yang tidak boleh tidak
Bahkan penghasilan yang kian tak menentu
Abah hanya bungkam
Lalu meneguk sisa kopi jagungnya
Kemudian ia membuka pintu rumah
Dengan sigap dinaiki dan dikayuhnya becak
Berangkat menuju belantara kota
Malam belum terlalu renta
Emak tidur di dipan sambil ngeloni thole
Abah menjawilnya perlahan
Tangannya mengangsurkan uang receh lusuh di hadapan emak
Abah terlihat lelah berkeringat
Yang dibutuhkan hanya duduk beristirahat sambil menikmati telo dan pisang rebus pagi
Secangkir kopi jagung nasgithel
Dan sebatang rokok klobot