kata-katamu menikam seperti sembilu
Sebagai lidah yang menetes darinya prasangka
Hingga menutupi pandang mataku dengan secarik dendam
Bunda,
di dalam pikirku manjing seseorang
Seseorang yang menggenggam amarah luka
Seperti bara dalam sekam, ia membakar
Bunda,
setelah porak poranda hati dan pikiranku
Ia membuang kunci ingatan
Ia bersemayam, namun bukanlah aku adanya
Bunda,
tak perlulah kau mengasah gerammu dengan kata
Namun tajamnya kau lesakkan pada sanubariku
Hingga aku tercerai berai, mengecil kerdil sebagai debu