Tiga batang puntung rokok adalah jumlah lamunanmu pada itu malam
Sisa asapnya memadati kamar hingga sesak dada dibuatnya
Selayaknya mengenang, matapun merah Kombinasi insomnia dan pikiran yang terus bertalu
Di luar, kelam mengepung berkawan dingin bediding
Dari angin-angin cahaya lampu berusaha keluar menerjang
Bertiga dengan angin dan bau apek rokok
Mengundang serangga untuk meregang nyawa di bawah lampu
Pada jendela tempat berlabuhnya jantung hati
Kacanya buram oleh tetesan air mata kekasih
Ku layangkan pandang hingga pedih peri
Dan rokok terakhir dibakar tunai
Di saat kenangan kian mengendap
Segenap pikiran senyap
Maka seluruh luruh jadi abu, lenyap
Menjadi tiga batang puntung rokok