Senin, 29 Januari 2024

KEMBALI BERDUA

Pada mulanya adalah dua
Hingga beranak pinak sebanyak genjik 
Mengerumuni buah dada yang menetes darinya kasih dan dosa
Tempat bermuaranya segenap dahaga 

Ketika banyak tahun dikunyah
Dari kedekatan emosional hingga jarak waktu
Kita terhalang oleh sibuk yang pelik
Hingga ketika tersadar ternyata hati kita telah dingin sebab karat

Lalu satu persatu burung terbang mendatangi langit
Rumah yang dahulunya sarang kini sebagai sawang yang bergetar tertiup angin
Dan kita yang hanya dua sebagai awal mulanya
Kini bergandeng tangan menyusuri langkah sepi di sisa senja

Minggu, 28 Januari 2024

DISKON

Tidaklah harga menggigit kerna dilampirkan di bawah
Maka diskon memangkasnya hingga turun ke hati
Maka mata menatap layar mencari kecocokan
Lalu kabar dikirim lewat kamar sahaja

Sekejap ragu kerana tawaran di laman lain
Hitungan lebih kurang harus ditambahkan suka
Sebab mutu hanyalah bonus seperti juga iklan yang menggiring
Maka keputusan coba dibisikkan lalu diketik

Uang telah terbang melintasi dunia maya
Dari akunku senyum menghias wajah
Namun harap cemas menanti hari
Sampai paket tiba di tangan

Minggu, 21 Januari 2024

HOTEL

Dinding itu menatap dingin 
Sebagai kaca ia mengawasi

Seperangkat sofa angkuh
Disinari sinar lampu gantung

Bisik-bisik dan tawa tertahan 
Di bahu tiang dua orang saling berpelukan

Orang berlalu lalang lewati lobby
Barang hilir mudik mendatangi lift

Tak ada sepi hanya langkah
Bau parfum tertinggal

Roomboy mengantar barang
Di pintu kamar menanti tips

Sabtu, 20 Januari 2024

AMBISI

Kata-kata hendaklah sumpah serapah
Keluar mengikuti liur ludah
Setiap ambisi yang disampaikan dengan berapi
Menyelinap ke dalam kepala yang kosong

Janji memang butuh penggenapan
Namun pulung harus direbut dahulu
Karena legitimasi menyandang kekuatan
Maka ujar-ujar sebagai kayu bakarnya

Setelah suara dalam genggaman
Cukuplah janji digenapi sebagai janji
Tak perlu tedeng aling-aling
Karena akulah pengejawantah kekuasaan

Jumat, 19 Januari 2024

LOLONG

Anjing melolong
Malam pun pecah berkeping

Sedangkan tidur membunuh pikiran
Lalu menelantarkannya dalam mimpi

Sepasang cecak bergegas bercinta
Ejakulasinya seruas ekor terjatuh

Sesungguhnya sebelum lolong yang menyayat 
adalah sunyi yang mencekam 
di mana peri, jembalang, jin dan setan melahapnya 
hingga sempurna gelap 
hingga genap gulita 

MALAM HUJAN

Malam tengah dirudung hujan
Dinginnya menusuk tulang

Tak suara hanya rintik jatuh
Menampik sepi oleh datangmu

Sambil berhadapan kita bertukar 
Menghirup bau tubuh serta pandang

Sisa kopi tetaplah noktah
Mengering hingga semut berebut

Tunggu, kata masih tumpah ruah
Disusun sebagaimana puzzle

Tambahkan angin di dalam pembicaraan
Agar kata tak rapuh terkena liur

Nah, waktu telah melewati malam
Dengan bibir bergetar ku ucap perpisahan

Rabu, 17 Januari 2024

MUSIM YANG TEMBERANG

Nampaknya musim mengusung mendungnya hingga kelabu
Sedikit hujan tak mengindahkan sumuk
Namun tiada bau tanah basah dibasuh
Hanya angin menerbangkan dedaunan hingga jatuh

Ketika itu jubah mendung tersingkap
Tanpa tedeng aling-aling petir memamerkan kilatnya yang gemuruh
Awan memuntahkan amarahnya sebagai air yang tercurah
Pepohonan bergeming sambil merapal doa

Akan tetapi keringat mengalir deras menganak sungai
Bahkan jendela terbuka pun tak sanggup mengerek sejuk
Padahal mantra telah dirapal untuk memanggil hujan deras
Adapun sesajinya adalah musim yang temberang

Sabtu, 13 Januari 2024

CINTA KANAK

I. 
Tangan kecilnya merambah
Lalu memetik bunga di ujung tangkai
Dengan riang ria disobeknya setiap kelopak
Sisanya hanyalah putik yang dilemparkannya ke tanah

Wajah kanaknya bersemu merah karena panas
Keringat menetes ia tak hirau
Berlari mengejar kupu-kupu kecil
Terengah ia di hamparan rerumputan

II. 
Sambil menetek dengan lahapnya
Sehingga kempes itu payudara
Tangan kecilnya merambah
Memain diantara dagu dan dada

Emak bersenandung lembut sambil mengusap rambut
Dipandangnya dengan cinta wajah kecil yang meram dengan tenang
Perlahan ditariknya mulut mungil itu dari buah dada yang telah kempes
Lalu diletakkannya tubuh ringkih si kecil di amben, di atas kain perca

Selasa, 09 Januari 2024

CANTIK

Seperti menghitung jari, 
digenapinya seantero rindu
Dirias oleh percik pesona, 
di setiap lirik yang menghunjam

Seulas senyum mengembang, 
di wajah buluh perindu
Sebagai madu, 
sebagai lesung di pipinya

Tidakkah ia bersuara, 
serupa angin musim yang basah
Hingga jantung berdegup, 
iramanya meninabobokan

Mata perlahan mengatup, 
namun hati menatap lewat damba
Lalu kau bersemayam di dalam pikiran,
hingga wajahmu terpeta jelas

Senin, 08 Januari 2024

CINTAKAH

Digenggam tanganmu terangkum erat segenap cinta
Dan sulurnya yang yang lencir seperti  jemari, menunjuk, menelisik ke segala penjuru

Tangan itu juga yang mendekap setiap keingintahuan
Tentang rindu yang mengabu
Hingga desir hati yang mengaduh

Lalu dilekatkan semua prasangka di dada
Hingga haru biru adanya

Sejenak siang telah tanggal
dan malam dibentangkan sebagai beludru
Di kelimannya bintang berhamburan seumpama intan berlian

Dari kedalamannya cinta berlabuh
Bertabur mimpi yang kerap

Selasa, 02 Januari 2024

HUJAN MUSIM

Ternyata kali ini hujan tiada dusta
Menggenapi janji dengan musimnya
Dari genteng hingga teritis
Digenanginya setiap kering temberang

Di kejauhan gemuruh suara petir
Warnanya memudarkan langit
Di sela jemarinya yang pucat
Air menetes sebagai linangan

Dosa setahun hapus oleh hujan
Namun udara tetap saja sumuk berpeluh
Siang dan malam tiada ada beda
Adakah angin berdesir? 

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...