Minggu, 31 Maret 2024

MENGENAI NASIHAT

Mimbar nampaknya hanya kata-kata
Sedangkan wajah-wajah menatap kosong
Pikiran serupa kertas
Hitam putihnya mengikat goresannya

Kebajikan keluar begitu saja
Menyingkap ujar dengan mafhum
Mengajak dan mengajuk
Lalu menginfeksi kesadaran

Kata kian samar makna
Namun fasih mengintimidasi
Semua mengangguk, faham tak faham
Naungannya sayap perak malaikat


Kamis, 28 Maret 2024

MENYIBAK MALAM

Sepanjang jalan masih basah
Bekas hujan tadi
Udara menggigil
Bulan pucat di naungan

Sepanjang jalan hanya sepi
Satu dua titik hujan luruh
Berpendar terkena sinar lampu
Lalu pecah bagai ratna

Ketika gelap malam tersingkap
Di pelupuk, rumah telah nampak
Di bawah kanopi ia bersimpuh
Siluetnya samar. Kelabu.

Sabtu, 23 Maret 2024

BUMI MEREGANG

Punggungnya yang beban melepas lelah sejenak
Sekadar meregang otot yang kaku
Dan dada yang dilimpahi cemas
Membawa kaki berlari

Lampu bohlampun bergoyang
Debu dan sawang berjatuhan
Burung beterbangan tak tentu arah
Bumi tetap jua meregang

Sekian waktu berselang
Setelah hilang goncangan
Genteng sedikit melorot
Tak kerusakan berarti

Minggu, 17 Maret 2024

LANGIT TELANJANG

Pada itu waktu matari menatap langit
Ia menyeringai dan ubannya terburai
Sekawanan burung menjemput sepi
Terbang melintas bersama angin

Tidaklah awan tersibak
Hanya warnanya berubah kelabu
Sedikit gerimis datang di sela-selanya
Namun hari tetap bergulir

Ahai! ternyata iapun tersipu
Ada rona di batas langit biru
Dari ketinggian pandang menyapu malu
Sebab tubuhnya nyaris telanjang

Sabtu, 09 Maret 2024

HARI-HARI PEREMPUAN

Hari-hari boleh berlalu, 
secepat kedip mata pun

Namun kerja tetap datang, 
tak pergi lagi

Pagi dimana asap pawon, 
maupun sore ketika bergegas

Hanya sekadar kopi 
dan keringat siang yang terik 
waktu istirahat

Jumat, 08 Maret 2024

MENEMBUS HUJAN

Di bawah teritis mataku nyalang
Sedang hujan tetap temberang
Dingin menyandera tanganku bersilang

Sekian waktu berselang
Sia-sia penantian
Hujan tak juga hilang

Ketika itu bermula gelisah
Ku songsong derasnya hujan
Ku tembus gelapnya malam

Senin, 04 Maret 2024

RAMADHAN KEMBALI

Cepat sekali Ramadhan datang tepat di depan pintu
Dibawanya sahur sebagai hidangan
Dimana siang dengan kantuknya
Dan malam-malam ibadah yang dihamparkan

Malam seribu bulan sendiri tengah menanti ketikanya
Dalam gerimis rahmat turun dan catatan diterakan
Sungguh ampunan diobral hingga datang subuh
Di malam sepuluh yang terhitung

Nikmat terutama adalah tegukan pertama pada maghrib yang barokah
Anak-anak bergegas melepas tali kekangnya
Di atas meja adalah hidangan
Dalam suapan hanyalah syukur adanya

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...