Senin, 31 Januari 2022

TAHUN KEMBALI BARU

Nyaris tak ada yang baru dari tahun
Semuanya berulang di musim hujan
Dengan perayaan penuh warna
Pada saat berjalannya waktu

Padahal langit tetap sama gradasi warnanya
Dari terang yang riang hingga temaram teja
Sesekali awan menghadang
Di sela-selanya dilarungkan doa dan harapan

Kita mencoba mengaitkan rencana-rencana kecil
Agar sampai pada dermaga
Namun kita lupa meniupnya
Sehingga akhirnya terbang terbawa angin

Pada akhirnya tiada pesta yang tak usai
Ditanggalkannya semua pernak pernik hiasan
Kehidupan kembali pada rutinitas
Waktu kembali pada fitrahnya, sunyi

Minggu, 30 Januari 2022

DARI DUA SISI

Kau menatapku dengan sepasang mata merah amarah
Keduanya meratap keduanya menangkap
Seperti sisi mata pedang yang tajam
Diayun menetak hingga serambut dibelah tujuh

Bagai mata uang dilemparkan
Satu sisi tengadah sisi lain tengkurap
Di telapak tangan yang berkeringat gugup
Seakan pasti nasib digenggam erat

Setelah badai amarah reda mata kembali sayu
Ada rembang air mata di kelopak
Pedang hunus telah lunglai
Tinggal pedih sedih yang tersisa

Sabtu, 29 Januari 2022

INGIN

Inginku dia lah mimpi 
Bersemayam di lubuk hati
Sesekali naik 
Di permukaan menjamah pikiran

Kantuk kadang mengusik
Pada malam sepi
Di kamar hanya teronggok sumuk
Karena hujan tak datang sua

Terkadang mata tertutup 
Menghindari tatap
Dan tilam dihampar
Sebagaimana pikiran digelar


Rabu, 26 Januari 2022

HUJAN DAN ANGIN

Hujan dan angin datang nyaris berbalas
Siapa mendahului apa, tak jelas 
Nyatanya suaranya hanya deras

Daun-daun pun tiris dan gemetar
Pabila langit telah candi ala
Burung melintas mendung menuju sarang

Di akhir temaram teja
Gerimis tetap luruh jadi malam
Sedangkan angin berderak di pucuk dahan

Senin, 24 Januari 2022

IBU BAGI KOTA DAN DESA

Ibu menyusui desa, 
dan kota digenangi limbah industri
Mengaliri sungai-sungai, sampah yang serakah
Rumah petak dan anak-anak bermain di gangnya

Ibu menangis pertiwi menanggung duka
Berbondong-bondong orang menyesaki kota sebagai pelengkap penderita
Di desa sawah tetap ijo royo-royo, namun milik siapa?

Ibu telah menjadi kota dan desa menjadi ibu
Kota dan desa bersolek menutupi borok
Demikian itu nujum cerdik cendekia

PESTA

Layaknya sebuah perjamuan
Keramaian sebagai sendinya
Dan riang pelumasnya

Makanan dan minuman
Kerabat dan undangan
Baju serta aksesoris
Hingga sudut remang
Berseliweran saling berganti

Ada tawa
Bisik-bisik
Senda gurau
Suara gelas beradu
Baju bergesekan
Dan wangi 
Campuran parfum, keringat dan asap rokok

Tiada pesta yang tak usai
Setelah waktu pun tunai
Semua pulang walau pun handai

Sisanya sepi 
Dan lampu mati

Kamis, 20 Januari 2022

KHOTBAH

Pada ketika itu mimbar adanya
Kopiah putih dan sorban nampaknya
Pengeras suara terengah
Terkena bau mulut dan cipratan ludah

Telunjuk menuding meletik api
Berharap akar rumput sekam bahkan kobar
Diawali ucap salam serta puja puji
Dilanjutkan hasad dengki berapi-api

Ketika waktu tetap genap
Iqomat dikumandangkan
Luruskan kaki dan bahu

Mari bersama
Berdoa untuk merebak hujat hasut
Lalu imam mengucap takbir

HUJAN LEBAT DI DEPAN PINTU RUMAH

Mendung telah mengabarkan
Langit membuka gili-gili
Air berjatuhan sebagai suara
Di talang serupa pelimbahan jua

Sementara pintu tampias
Karena catnya telah kelupas
Sedikit lumut dan gulma
Menangkap air yang tersisa

Langit kian gelap pekat
Malam telah meliputi
Namun air telah menggenang
Dan suara hujan mengetuk

Rabu, 19 Januari 2022

LUKA

Sejalur luka memanjang
Melintasi pedih sembilu
Merah seumpama pilu
Mengalir kan sepisau

Pada mulanya adalah tikam
Mengoyak hingga nestapa hati
Ketika air mata merambah luka
Menitik hingga dada sedih berperi

Dimana perih mengaduh
Segala duka pun luruh
Jika picis adalah limau
Maka kalah jadi lah abu


Sabtu, 15 Januari 2022

DINGIN SEKALI MALAM INI

Dingin menyelinap diam-diam ke dalam kamar
Merambat di tembok hingga pasi wajah
Rebah di ranjang besi peninggalan emak
Memenuhi ruang secepat kedip mata

Karena datangnya malam gerimis
Di lengannya tiada membawa kantuk
Hanya percik asmara sebagai selimut
Dan pejam yang berusaha menepis

Malam tua dan dingin kian kelam
Lampu terengah tak kuasa menolak
Selimut ditarik dan radio menjerit
Sungguh malam ini lebih dingin dari hati yang sunyi

Jumat, 14 Januari 2022

ANAK-ANAK

Merangkak, eksplorasi pertamanya
Menatap takjub, 
tangan kecilnya merambah

Kakinya tertatih, 
melangkah dengan segenap upaya
Onak duri melukai

Kata pertama adalah gairah
Pekik riang bermain
Berulang seperti menghafal mantera

Mata kecil bianglala, berkedip cepat
Semua diraihnya, digenggamnya
Lalu dilempar karena bosan

Selasa, 11 Januari 2022

KARIB

Sahabat, kita sebagai langit
Dengan gradasi warna yang sama dan sebangun
Bercampur baur tanpa kenali waktu
Serupa angkasa, bulan bintang serta meteor
Saling memenuhi saling mengisi

Kadang kita hanya butuh udara segar
Untuk pertengkaran kecil 
Adu mulut saling sumpah serapah
Satu dua muka lebam bibir berdarah
Akibat keras kepala dan usia muda
Tanpa hilang karib di antaranya

Jika telah lama tak sua dan bicara
Ada sebersit rindu untuk menyampah
Dengan kata apa pun perbuatan
Hingga kita mengamini bersama
Kemudian berlalu melanjutkan perjalanan takdir

Minggu, 09 Januari 2022

IQRA'

Dengan jemari kau baca setiap tanda
Gerbang segenap pengetahuan
Sebagai tongkat pencari arah
Cahaya di atas cahaya

Dengan jemari kau tatap dunia
Melewati kebodohan 
Mengalahkan takut
Bermetamorfosa sebagai kumbang dan kupu

Dengan jemari raih ilmu
Iqra', demikian perintah pertama
Bacalah dengan mata hati yang bersih
Mengajarkan apa-apa yang tak diketahui

Sabtu, 08 Januari 2022

TELPON

Telpon mengabarkan duka bahagia
Dari seberang nun di sana
Lebih cepat dari tetesan air mata
Sebagai penyambung lidah

Kadang hanya omong kosong
Menghitung waktu luang
Duduk kaki bersilang
Pantat dan bahu tegang

Berita datang dan pergi
Tak jarak dan waktu
Langsung diterima di tempat

Bincang tetap hangat
Sedikit padat merayap
Karena sumber yang dekat

LAUT LEPAS KITA BERLAYAR

Dengan cadik kita arungi
Memecah riak gelombang
Antara pasang naik
Dan jiwa merdeka

Angin di buritan
Berlayar sampai jauh
Dengan peta langit
Dimana hati membuang sauh

Arah matahari terbit
Tujuan jurumudi
Di sana ikan berkumpul
Lengan yang kuat menebar jaring

Rabu, 05 Januari 2022

KETUS

Wajahmu antara marah dan kecewa
Pias dengan kerutan di pinggir mata
Sepatah pun kata terlontar tak
Bahkan isak pun tak jenak

Sesungguhnya diawali oleh sepatah dua
Seperti angin yang meniup bara
Tungkunya adalah hati yang luka
Dan ucap sebagai kayu bakarnya


Selasa, 04 Januari 2022

SEGELAS SUSU HANGAT

Segelas susu hangat
Dengan kepala susu di permukaannya
Mengembalikan kantuk pada cakranya
Nyaman dan menenangkan 

Segelas susu hangat
Meletakkan segala gundah ke dasarnya
Doa malam ditiup pada buhul
Mata terkatup

Segelas susu hangat
Mimpi dihamparkan
Segenap pikiran dilipat
Kita tenggelam dalam lelap

Sabtu, 01 Januari 2022

AMARAH

Seperti lesus, amarah merusak kecantikan
Menambahi kerut tanpa menanti usia
Hati sendiri terinfeksi dirajam luka
Sebagai wajah cinta yang dicampakkan

Di setiap letupan amarah yang kata-kata
Bilahnya tajam menusuk dua sisi
Saling menghunjamkan sumpah kutuk serapah
Sehingga kalah jadi abu

Demikian amarah berkobar melahap ranting
Sekedipan mata menghanguskan hari-hari
Sebab letikan api kecil bernama cemburu
Dan dikipasi di tungku hasut dan dengki

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...