Minggu, 29 Mei 2022

MENGAPA CUACA JADI TAK BERSAHABAT

Siang dan malam hanya berbeda warna
Sedangkan panasnya nyaris setali tiga uang
Senja kian panjang sebab mendung menggulung
Seakan hendak menangis seolah sedih berperi di balik awan

Sesungguhnya pagi telah pecah ratna
Kilau pun tak mampu silau
Serombongan anak sekolah  naik motor beriringan
Melintasi pagi di jalan desa

Sungguh cuaca telah berubah
Karena hujan, angin dan panas bercampur aduk
Ketika waktunya bertukar tempat
Musim hanya bisu dan menggerutu

Jendela sepertinya telah terpentang
Angin malam masuk tanpa kesiur
Tiada sejuk apa pula sumuk
Hanya saja keringat sederas hujan bulan Desember

Rabu, 25 Mei 2022

MASIHKAH BURUNG BERNYANYI?

Pepohonan ditebangi
Untuk kepentingan lebih besar, kilahnya
Ekonomi motifnya
Kemakmuran berbondong-bondong mendatangi

Jika pagi adalah kicau burung
Satu per satu pohon tumbang
Sebentar siang panas merebak
Angin seolah terbilang

Kemudian hujan mendatangi musim
Tak sendiri ia
Angin yang deras melarung
Hingga banjir terseret menjadi kubangan

Setelah bandara usai
Burung bercerai berai
Langit hanya luasan
Sebuah burung besi mendarat. Tanpa kicau

Senin, 23 Mei 2022

SEPETAK SAWAH TADAH HUJAN

Di sanalah tanah pecah
Tempat dibenamkannya doa dan harap
Di sela pohon singkong merana
Digenapi gugur daun 
Dan rumpun teki

Nampaknya anak laki-laki kecil datang*
Di punggung bukit yang mengering
Dan langit yang kian menguning
Hanya angin yang berdesir
Tanpa mendung bergulung

Panas kemarau menunda panen
Tanpa air tak ada umbi
Tanpa umbi tak ada uang
Tanpa uang tak ada harapan
Tanpa harapan hanya pasrah bongkokan kersa ning Allah

Sepetak sawah tadah hujan
Dimana doa dan harap mengering
Di sana pohon singkong dan rumput meranggas
Tangan dan bahu mencangkul
Otot liat menggaru menyongsong musim


*El Nino

Sabtu, 21 Mei 2022

KEBANGKITAN ATAWA KASADARAN BERBANGSA

Sabermoela dari politiek balas boedi daripada Goebermen
Toenas moeda inlander di sakolaken
Agar mendjadikan Pamong 
Membantoe daripada pekerdjaan kantor

Pada itoe waktoe beberapa stoedent
Dengan diilhami ilmoe pengetahoean
Mereka tersedar akan nasib bangsanja
Mereka berdiskoesi dan bersatoe hati

Para stoedent jang notabene anak Prijaji
Berkoempoel dalam itoe satoe naoengan oetomo
Bertekad memadjoekan martabat anak bangsa, priboemi
Bergolak ikoeti zaman dengan pengetahoean

Boedi soenggoeh iang dioetamaken
Sosial dan djoega ekonomi iang diberdajaken
Harkat dradjat iang ditinggiken
Makmoer iang hendak diraih

Jumat, 20 Mei 2022

AKU HAMPIR TAK MENGENALI WAJAH MUSIM

Pada wajah Mei
Tiada legam matahari
Hanya awan mengusik

Pada jendela angin
Hilang bediding
Namun jua birahi

Pada bisik gemerisik
Di antara dahan dan ranting
Daun jatuh terkulai

Pada pandangku, Mei
Kemarau kau bercerai
Sepanjang sore hanya air menitik

Pada mata yang mencari
Panas tidak lah arti
Cukup rebah di lantai

Pada setiap akhir terik
Teja tetap ditarik
Mengikuti tenggelam matahari

Senin, 16 Mei 2022

SEPERTINYA "MAAF" ADALAH KATA TERSULIT

Kita duduk terpekur
Di meja yang satu
Tiada tatap nyalang
Hanya sedikit isak

Setelah itu saling tikam 
Sedangkan tajamnya adalah kata
Pada bilahnya luka
Hingga hati koyak oleh duka

Sinar matamu yang gundah
Sedikit buram oleh air mata
Kepala menunduk dan waktu berlalu
Namun tiada ucap maaf terlontar

Jumat, 13 Mei 2022

SELAMAT DATANG KEMARAU

Sosokmu belum lagi genap mendatangi
Namun panasmu telah menampar wajah
Terbawa angin musim
Terbang hinggap pucuk pepohonan

Terkadang hujan mengambil panggung
Hanya gerimis selamat tinggal
Tak meninggalkan basah
Hanya sumuk yang mengepung

Kehidupan tiada berubah
Hanya saja panas memperlambat
Dan siang yang berpeluh
Hanya butuh teduh

Senja menjelang
Matahari menanggalkan sebagian panasnya
Diletakkannya mimpi malam
Di ranjang berkelambu

Rabu, 11 Mei 2022

UTARA

Jauh di ujung sana
Di batas langit bumi
Di antara bukit-bukit gersang
Dan barisan hutan hitam

Maka jika Selatan, 
Utara dalah kutub jua
Tanpa awal tiada akhir
Demikian adanya siklus

Sebagaimana Sysiphus
Aurora memadati ruang langit
Ketika dian tak kunjung padam
Matahari tenggelam tak

Minggu, 08 Mei 2022

DI TIMUR MATAHARI

Adalah pagi dengan aroma kayu bakar
Menyambangi rumah-rumah desa
Menghampiri jendela kamar perawan
Merambah dengan sekulum senyum

Dan di timur, 
matahari dan mahkotanya
Menyapa ramah pada hidup
Surainya menjamah lembut

Kehidupan bergegas
Aroma kopi merebak
Asap pawon semerbak
Pintu-pintu terkuak

Hari nampaknya pecah bersemi
Mendatangi sibuk yang ramai
Ketika matahari terik sendiri
Di balik awan ia berteduh

Jumat, 06 Mei 2022

BARAT ARAH MATA ANGIN

Jauh di tepi, Barat
Matahari nyaris tak pernah tenggelam
Sepanjang angan menggapainya
Hingga terburai menjadi puisi

Matahari nampak tergelincir
Membawa serta warna emas dan merahnya
Dan langit mengangkat tirainya
Melepas malam menebar bintang

Kembali ke barat kembali dalam peluk
Senja rebah di bahu rindu
Di jendela malam ku topang dagu
Melewati jam-jam yang sepi

Selasa, 03 Mei 2022

KE SELATAN

Burung layang terbang 
Memecah angin membelah langit
Melintasi katulistiwa 
Ke Selatan jauh di pulau 

Jika langit mulai remang temaram
Sayap dikibas menukik 
Berselancar di gelombang 
Menyusuri malam kemarau

Pada perlintasan
Dimana cakrawala hanya garis buram
Siluet tubuh memanjang
Mendatangi sunyi

Senin, 02 Mei 2022

AKU INGIN

Sebagaimana harap
Saat lilin ditiup
Semua berdegup
Berloncatan dalam benak dengan kerap

Ketika mata menangkap obyek
Dikirimnya sinyal ke dalam otak

Aku ingin, sergahnya
Tidak pada matanya
Namun lebih senyap saat meraihnya

Ingin telah lenyap
Karena raih telah genap

KEMARAU TELAH TIBA

Di pintu kemarau mengetuk
Dengan hantaran panas keringat
Serta bediding kembang randu

Lebah menari 
Kupu-kupu merentang sayap
Pada bunga mereka mendatangi

Sedikit mendung 
Dan angin meniup 
Demikian hujan berlalu

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...