Wajahmu sumringah antara terik matahari sore dan merah kersen
Mataku pun tak lekang memandang ketika kau lewat
Detak jantung memacu darah ke wajah, dan aku terkesima
Ku coba ramah dengan melempar senyum namun mulut terkatup sebab malu
Ia kerlingkan matanya yang kejora tepat menancap di hatiku
Dan jalan kecil di depan rumah seperti hamparan permadani menuju senja
Menanggalkan jejaknya sebagai tanda kehadirannya bagi mata dan hati yang mendamba