Senin, 24 Juli 2023

IA LEWAT DI DEPAN RUMAH KETIKA SORE MEREBAK

Kemarau adalah payung yang disangga di bahu
Wajahmu sumringah antara terik matahari sore dan merah kersen

Mataku pun tak lekang memandang ketika kau lewat
Detak jantung memacu darah ke wajah, dan aku terkesima

Ku coba ramah dengan melempar senyum namun mulut terkatup sebab malu
Ia kerlingkan matanya yang kejora tepat menancap di hatiku

Dan jalan kecil di depan rumah seperti hamparan permadani menuju senja
Menanggalkan jejaknya sebagai tanda kehadirannya bagi mata dan hati yang mendamba

Minggu, 23 Juli 2023

TIBA-TIBA TERBAYANG WAJAHMU

Tiba-tiba wajahmu menyelinap di ruang pikiranku
Sedikit pudar sebab waktu
Koyak di sana sini

Namun seulas senyum tipismu
Mengingatkanku pada rindu
Membawaku pada madu

Kenangan demi kenangan membombardir kesadaran
Lalu pedih perih sebagai pertanda hadirmu
Sebab kasih tak sampai
Sebab kisah telah lerai

Ketika bayanganmu memudar
Sekejap kau menghilang
Sesaat kau hadir
Secepat itu pula kau pergi

Sabtu, 15 Juli 2023

TOPENG

Wajahku sesungguhnya hanyalah nurani
Sebelum dihiasi senyum dan sederet kata
Mata yang biasanya jadi cermin hati, 
disembunyikan oleh rias yang tebal

Wajah sendiri sebagaimana suasana
Kerutnya mengikuti seumpama waktu
Senyum yang dikulum serta bibir yang rekah
Sebagai pelengkap penderitanya

Jika malam telah terbilang
Suara hilang terngiang
Wajah rebah dalam lengang
Di peraduan ia melepaskan topeng

Jumat, 14 Juli 2023

MAKE UP

Dengan mengail kata-kata, memilih dan memilah beragam informasi yang memadati dunia maya, kita mengukir topeng yang karakternya sesuai kebutuhan.

Wajah kita dipetakan di benak teman imajiner, dengan mencentang judul di tiap laman lalu meng-copy paste-nya dan disematkan pada layar yang berkedip.

Sambil menanti jempol dan jantung, kita berselancar dulu untuk membaca gosip dan hal-hal tak penting lainnya selain media sosial kita. 

Komentar yang monoton berbaris di kolom. Antara pujian dan omong kosong. Hanya untuk menggenapi kuota, dan mengotori laman dengan sampah.

Rabu, 12 Juli 2023

KALI KECIL DI BELAKANG RUMAH

Sebatang kali kecil berkelok di bentang 
Airnya melarung kembang sekuntum
Meliuk lewati batuan padas

Riaknya menghiliri lembah dan lubuk
Kembang sekuntum hanyut ke tengah
Terombang ambing antara deras gelombang

Di dermaga dimana perahu bersandar
Kembang menanggalkan setiap kelopaknya 
Perlahan dilibat ombak lalu tenggelam

Selasa, 11 Juli 2023

LELAKI DI PERSIMPANGAN

Lelaki itu berdiri di persimpangan
Bahunya yang bungkuk berusaha memanggul dunia
Tempat diletakkannya segenap waspada

Matanya telah katarak 
Mencoba membaca tanda
Namun yang terucap hanyalah gumam tak jelas

Dikala itu pikiran menyerupai kembang jambu
Terkadang masygul menyalib ragu
Sebagai rambu penunjuk arah

Setelah sesaat tenggelam dalam diam
Dilangkahkannya kakinya yang encok
Melintasi perempatan menuju ke seberang

Sabtu, 08 Juli 2023

MENGAPA MENDUNG DATANG BEGITU CEPAT

Sesungguhnya musim tak pernah ingkar
Digenapinya segenap ramal
Sebagaimana angin yang menabuh
Serta merta panas terik kemarau

Namun mengapa kali ini mendung datang dengan mengendap
Menghadang pagi hingga petang
Mengelabui sinar matahari
Menyembunyikan warnanya yang geram

Namun tetap saja hujan tak turun
Apalagi menyapa
Baunya pun tak hadir bercampur tanah
Hanya harapan yang hilang tertiup angin

Jumat, 07 Juli 2023

KITA

Sesungguhnya kota itu kecil saja
Dibatasi sawah kering ketika kemarau
Dikepung oleh desa yang adat

Jalan kecil di depan mempertemukan kita
Aku yang sendiri dan kau yang semanak
Bersatu di beranda rumahmu asri

Ketika malam bertabur bintang
Di atas meja tersaji uba rampe
Kopi, kudapan dan kretek buatan lokal

Kita mendengar uyon-uyon dari radio tua
Gendingnya melaraskan hati
Mata bersitatap dan kata luruh dalam senyap

Ketika larut, disudahinya bincang dengan sepi 
Dilipatnya malam dengan rapi
Lalu kita mendatangi peraduan

Rabu, 05 Juli 2023

MENANGIS

Dengan mata merah saga, ia menangis hingga air mata
Segenap emosinya tumpah ruah sebagai gelombang
Tetesnya yang bergulir jatuh adalah rintih
Lalu mengalir ke muara menjadi sedu sedan 

Di bendung, banjir segara anak hingga berkubang duka
Hati terombang  ambing, hilang tak tentu arah
Satu dua prasangka beriak
Lalu tenggelam di dasar sebagaimana karang


ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...