Jumat, 30 Agustus 2024

60

Aku melawan penuaan
dengan botox hingga operasi, 
dengan diet hingga obat

Rawe-rawe rantas malang-malang putung

Biaya tak jua masalah
Karena jer besuki mawa beya
Namun waktu tak salah berdetak


SENJA KALA

Nyata, 
cermin tak pernah dusta
Dengan cahaya ia refleksikan usia
Di kepalanya letih, 
kembang jambu 

Lihatlah, 
matapun telah redup
Katarak menghilangkan serinya
Bayang jua hilang bentuk
Samar serupa mendung di akhir kemarau

Kita tak pernah tahu ujung dari angan
Tetapi tanda-tandanya terlihat sebagai rambu
Badan wadag yang kian menjauhi dunia
Dan hitungan waktu yang tak pernah mundur

Kamis, 29 Agustus 2024

KETIKA MEMASUKI 60

Kegagalan sebagaimana fondasi usia
Condongnya tertiup angin
Terseok di jalan terjal
Terpuruk oleh pengalaman 

Pernahnya beristirahat di ruang hati
Sambil mengingat jalan pulang
Sesekali meratap nasib
Seringnya menoleh mencari petunjuk 

Di ruang malam yang fitri
Ketika bersimpuh dalam munajat 
Kuhamparkan segenap takut dan pedih
Kuhampiri Kau dengan segenap pinta 

DATANG BERSAMA

Telegram nyaris datang bersamaan
Sibuk ku membacanya
Tentang kabar dan kangen
Juga pertemuan

Ketika harinya telah tiba
Sedikit gugup karena waktu
Setelah mengaca sekedip
Baju dirapikan dan rambut dipandang

Bel berbunyi tiga kali
Bergegas ku menuju pintu
Kubuka lalu kami berpelukan
Setelah mengucap rindu kamipun reuni di ruang tamu

Selasa, 27 Agustus 2024

KEMARAU ANGIN KEMARAU

Samumkah gerangan?
Karena panas tak lekang
Siang malam hanya hitungan
Dan peluh tetap saja

Sedikit rindang di bawah kersen
Dengan burung berlompatan
Angin membelai
Dan kantuk di pelupuk

Sedikit ketika mentari condong
Anak-anak bersepeda dan bermain
Orang berkumpul di pos ronda, membual
Menghabiskan waktu di senja kemarau

Kamis, 22 Agustus 2024

ASPIRASI

Mari kita bersua di titik temu
Kita kepung mereka seperti segerombolan semut berebut gula
Sebelumnya kita bakar dulu semangat dengan slogan dan yel-yel
Lalu dengan bersatu langkah kita rapatkan barisan

Sementara itu dari atas kendaraan teriakan dan pidato saling bersahutan lewat sound system
Meminta, mengajuk, menuntut, meraung, memaksa serta sumpah serapah
Semakin tinggi matahari semakin berdesakan antara panas, lelah, keringat dan pidato
Nampaknya akomodasi belum datang

Di sisi lain, berhadapan dan berseberangan
Barisan pamong berseragam lengkap dengan tameng dan gas air mata
Menjaga sebagaimana anjing penjaga terlatih
Menjaga para babi yang ciut nyalinya di balik tembok gedung perwakilan 

Antara wakil rakyat dan kepentingan
Antara suara rakyat suara Tuhan
Antara majikan dan pelayan
Antara harta, tahta dan keberpihakan 

Selasa, 20 Agustus 2024

DUA EKOR DERKUKU

Sepasang derkuku turun
Dari ketinggian menukik ke halaman
Nyaris berbarengan

Sambil melompat mereka menyibak 
Kerikil dan rumput berserak
Mencari bijian
Dan serangga yang sembunyi

Di cabang pohon mangga
Sarang tersembunyi rindang 
Dari anyaman rumput kering 
Isinya dua butir telur

Setelah cukup tembolok
Derkuku kembali ke sarang. 
Mengeram.

Sabtu, 17 Agustus 2024

KARNAVAL

Mari kita berbaris merayakan hari
Di bawah terik matahari yang kemarau
Bermandikan keringat serta semarak riasan
Tanpa angin hanya lelah saja

Barisan mengular panjang
Kaki lima dipenuhi penonton
Panas kian menyengat
Warna warni pakaian dan beratnya aksesoris

Seorang anak menangis di gendongan emak 
Baju daerahnya kedodoran 
Ia haus dan lelah
Dirias sejak subuh

Parade pada sore yang cerah
Adalah lanjutan perayaan pagi Agustus
Wajah-wajah sumringah 
Dan karnaval yang mencoba menghibur

Jumat, 16 Agustus 2024

DI PONDOK PENGHAFAL

Shaf telah didirikan beralaskan takwa
Suara dengung membumbung dari selanya 
Hingga kubah bergetar

Setiap kalimat, kata, bahkan huruf, diingatkan dari lembar yang terjaga
Sebuah kitab pembeda. Sekumpulan hujah.

Goalnya sederhana saja
Menghafal kalam mengingat sebanyaknya
Sebagai mahkota cemerlang di akhir nanti

Kamis, 15 Agustus 2024

ANGIN KEMARAU

Angin kemarau hinggap di tiang tertinggi
Dan benderapun berkibar menari

Kemudian ia menyambangi dedaunan
Di pucuk-pucuk pohon mereka menabuh
Hingga gemerisik dibuatnya

Disebarkannya wangi bunga mangga dan randu
Mengundang lebah untuk beradu
Menghisap nektar hingga madu

Lalu di atas genteng ia berdesir
Seperti lagu tak bersyair
Hanya denting lirih

Ketikanya ia terbang ke arah mata angin 
Seperti kepinis ia
Mengepak sayap ia

Selasa, 13 Agustus 2024

PERJALANAN

Sepanjang jalan angin berkesiuran
Meliuk ke kiri dan kanan
Berkejaran dengan tiang listrik dan pepohonan

Mobil melaju terus ke depan
Saling silang saling salib
Meninggalkan jejak polusi

Di tepi marka berbaris kedai
Aroma kudapan memanggil
Mari istirahat dengan tembakau dan kopi

Telah lenyap lesu lelah
Perut kenyang bensinpun penuh
Kita lanjutkan perjalanan

REKREASI

Siapkan saja hati yang riang gembira
Kita taruh bagasi dan lelah di belakang
Melewati kemarau panjang dan berangin
Menuju siang terik mentari di pantai

Kau berteriak nyaring menyongsong ombak selatan
Antara tawa dan jerit ketakutan 
Kaki kita terkubur di pasir putih
Hatipun berbunga dihempas riak gelombang 

Ketika siang sedikit condong
Yang ke tiga adalah lapar
Walaupun capai belum lagi tuntas
Maka nikmati saja hidangan hingga lunas

Ayo, langit telah berganti menjadi lembayung
Mari berkemas dan mandi di pancuran
Dengan sisa-sisa bahagia dan kantuk
Kita bawa pulang kenangan dengan mobil

Minggu, 11 Agustus 2024

BERBURU SEKOLAH

Siapkan saja nilai hingga setumpuk stres
Bebankan pada pikiran hingga gamang
Cemas sebagaimana harapan disunggi tinggi

Lalu undang mengundang
Test ke test
Gelombang demi gelombang

Berjibaku antara jarak dan waktu
Demikianlah capai lelah 
Akhirnya bangku hanya dikepung oleh uang


Jumat, 09 Agustus 2024

BINTANG MATI

Melalui waktu dibentangkannya jarak
Kemudian memadat hingga berkerut hitam
Ketika gaya kian kuat menghisap
Cahaya jua terperangkap di dalamnya
Akhirnya iapun kerdil sebagai anak bajang
Lalu terburai seperti debu kosmis

Selasa, 06 Agustus 2024

INGATKAH KAU?

Masih ingatkah kau,
ketika tatap kita saling  menelisik

Masih ingatkah kau,
senyum likat kita tersungging oleh canggung

Masih ingatkah kau,
derai tawa kita ketikanya udara memuai memenuhi rongga

Masih ingatkah kau, 
pantai tempat kita melarung impian

Masih ingatkah kau,
makan malam di kaki lima yang berisik dengan pengamen yang menjajakan lagu cinta

Masih ingatkah kau, 
lelehan es krim antara bibirmu yang rekah

Masih ingatkah kau,
titik air jatuh menabuh di teritis

Masih ingatkah kau,
ketika bulan muda seperti pelepah membuntuti ayun langkah 

Masih ingatkah kau,
malam saat bintang melirik dengan malu-malu ketika Lingga bersua Yoni

Masih ingatkah kau,
ketika rutinitas membentangkan jarak dan waktu di antara rindu dendam

Masih ingatkah kau,
tatapmu, bencimu, ketika sinar mata hanya menyisakan remahan kasih sayang

Masih ingatkah kau?

Jumat, 02 Agustus 2024

DRAMA CINTA DALAM SATU BABAK

Dengan sebilah keris ku lubangi dadanya
Racun warangan dalam hitungan denyut nadi melesak 
Nafasnya tinggal satu dua
Cahaya matanya kian memudar

Langit ketika itu menahan tangis
Malam pun hitam sehitam elmaut
Dan senyumnya berubah seringai
Seolah tak percaya ia meregang nyawa

Selamat tinggal cinta
Ini adalah keadilanku
Dia tak kuasa atas tubuhmu
Aku tiada mendapatkan hatimu

FRAGMEN MALAM

Dibawah temaram lampu merkuri yang telanjang
Warna warni berpendar kuning
Aromanya campuran asap kretek dan bau keringat kemarau

Dijajakannya sebilah nasib
Di balik semak ia mengundang
Dan malam kian bunting tua

Kokok ayam jantan pertama membelah sunyi
Kopi hanya ampas dihempas keharibaan 
Rejeki tak pernah tertukar, hanya berpihak

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...