Senin, 29 November 2021

BANGAU TERBANG KE SELATAN

Sekawanan bangau 
membentuk formasi 
terbang ke Selatan

Lintasi senjanya musim 
Mengejar tenggelamnya matahari

Di hutan bakau dan nipah
di batas laut pasang
Di pucuk pohon 
sarang bertebaran

Anak-anak burung menjerit lapar
Menanti makan malamnya

Sabtu, 27 November 2021

GERIMIS PAGI

Gerimis tak takut pada matahari
Dengan semangat berebutan jatuh ke bumi
Disapanya daun hingga basah berseri
Di jalanan desa, membuat kubangan kecil

Di pawon gerimis disambut oleh asap kayu bakar
Kadang diikuti letikan bara
Baunya bercampur dengan tanah basah
Juga aroma kopi diseduh air panas

Kehidupan tetap hadir
Hingga pelosok ia menghampiri
Sepenuh awan mendung melingkupi
Karena pagi miliki gairahnya sendiri

Jumat, 26 November 2021

MENANGIS

Tumpahkan saja air matamu di bahu, pelangi
Letakkan sedu sedannya sebagai pijakan
Setiap tetesan dari mata air yang jatuh
Adalah pelengkap bagi dukamu

Lelehkan saja air matamu, langit biru
Jika kata telah terkatup rapat; 
menjadi kubangan rindu
Maka tepislah dendam

Kumpulkan saja tetesan air mata, air
Dalam belanga berkarat
Hingga luber semua amarah
Menggenang di tanah merah

Selasa, 23 November 2021

BIPOLAR

Kemarahan menggerogoti 
Menggigit dan mengunyah akal sehat
Meracuni pikiran hingga remah
Bertiwikrama sebab rindu dendam

Sejenak kemudian terjerambab
Jatuh ke dasar palung. Putus asa. 
Dengan segala kepedihan yang meranjam
Menjadi sobekan luka yang dalam

Baik di puncak kemarahan yang murka
Maupun hanyut di palung kehampaan
Jawabnya tetap sama
Mati! Jiwa, raga dan pikiran

Senin, 22 November 2021

HUBUNGAN

Sebagaimana temali terpilin
Permukaannya dituai aral. Duka dan kerikil
Setiap langkahnya jadi luka yang nestapa
Seperti rajam dibelah tujuh

Kadang kita bersama sebagai dampit
Dua kepala dengan satu khayal
Beradu punggung berbagi pandang
Berjalan ikuti mata dan angin

Setidaknya kita menikmati mimpi yang sama
Sekadar menyatukan puzzle yang bernama takdir
Dengan sedikit debat di antaranya sebagai aksesori
Sebagai penggenapan janji ketika berjabat

Jumat, 19 November 2021

TAKHAYUL

Suara rintihan Kedasih di ranting kelam
Seperti keluar dari tenggorokan malam
Mengabarkan langgam duka
Jeritan dari dunia lain

Suara yang magis
membangunkan Kala
yang lelap bermimpi di Setra Ganda Mayit
untuk melahap jiwa-jiwa yang kosong dan sesat

Suara di kesunyian
Sebuah jawaban samar
dari sebuah tanya
dan takwil mencari kebenaran

Kamis, 18 November 2021

MUSYRIK

Ketika itu malam telah mencapai sepertiga
Di kuburan tua hanya ada lengang
Remang bayang ditepis sinar bulan
Serangga malam terbang melanglang

Di samping kubur beberapa orang duduk sila
Mengelilingi tungku yang melepas asap kemenyan
Seorang tua merapal memimpin doa
Samar bau kembang setaman bercampur

Sesekali tangan si tua memasukkan sesuatu ke bara
Asap dupa membumbung tinggi
Di sampingnya, uba rampe berupa, candu, kopi dan rokok dalam satu takir
Ditambah kembang tujuh rupa dan kendi berisi air

Tiba-tiba selarik sinar melintasi kelam malam
Seperti bola api terbang melayang
Dengan cepat turun di hadapan
Suaranya berdebum seperti durian jatuh

Sosok lelaki tinggi kurus berdiri
Punggungnya bungkuk ke kiri
Pakaiannya semua putih
Wajahnya disamarkan oleh malam yang sepi

Tongkat menahan tubuhnya
Angin kian menggiriskan hati
Orang-orang kian menunduk takzim
Lalu suara sekembut nyamuk terdengar di telinga

Sajenmu sudah tak tompo, le
Kalian ingin apa dariku
Pemimpin doa lalu mengangkat tangan menyembah sambil berkata
Kami ingin minta nomor togel untuk undian lusa, Mbah

Jumat, 12 November 2021

SAKIT

Sakit datang tanpa unggah ungguh
Begitu saja masuk tiada uluk salam
Menyandera tubuh di amben
Menusuk kepala hingga pusing
Menginfeksi hingga demam

Anehnya semua orang menawarkan makanan enak
Untuk aku atau untuk penyakit? Tak tahu lah
Padahal yang dibutuhkan hanya obat, tidur, dan lengang
Ditambah selimut tebal untuk memancing keringat

Udara jadi tak bersahabat
Menerjang tubuh dengan dingin merintih
Bahkan suara sangat mengganggu lelap

Di ranjang yang diam aku tersungkur
Kamar berbau obat gosok

Aku berharap kemari lah sembuh!!! 

Rabu, 10 November 2021

JAHAT 2

Meja itu dipesan untuk dua orang
Menghadap jendela yang ditudungi
Seorang wanita setengah baya duduk dengan elegan
Wajahnya aristokrat
Di depannya seorang wanita muda duduk gelisah
Riasannya sederhana namun menambah kecantikannya
Seorang pelayan datangi meja menanya pesanan
Wanita setengah baya itu minta segelas wine sedangkan wanita muda memesan club soda

Setelah minum seteguk, wanita setengah baya itu mulai membuka percakapan
Sambil menatap tajam pada wanita muda, ia berucap, jauhi anakku! 
Kau tak sebanding dengan anakku
Kita dari kasta yang berbeda
Kau pasti tak dapat berbaur dengan keluargaku
Sebagai ganti rugi ku berikan sejumlah uang kompensasi
Tangannya mengeluarkan lembaran kertas dari dompetnya
Sejumlah angka tertera di atasnya
Lalu kertas itu disodorkan ke depan wanita muda
Sambil menatap tajam wanita setengah baya berucap nyaris berbisik, tinggalkan anakku!!! 
Lalu ia berdiri dan langsung berjalan ke pintu
Sementara wanita muda diam dan memandang cek yang di atas meja
Matanya basah..... 

JAHAT 1

Tok... tok... tok... 
Suara pintu diketuk
Dari atas ranjang besar dan antik seorang tua menjawab, masuk!!! 
Seorang pelayan berseragam mendorong troli berisi makanan
Di tepi ranjang disiapkannya sarapan berupa air putih, jus, telur rebus dan roti panggang
Diletakkannya sarapan itu di depan orang tua
Sambil duduk tangannya dikibaskan untuk mengusir pelayan itu
Ketika sedang mengunyah, tiba-tiba sang pelayan mengambil sebuah benda berkilau. Pisau. Dari balik bajunya. 
Tanpa ba bu pisau ditikamkan ke dada orang tua hingga koyak
Orang tua kaget hingga lupa berteriak
Matanya membelalak tak percaya
Pisau menghujam dalam di dadanya
Darah mengalir berwarna merah menggenangi kasur
Pelayan mendekatkan mulutnya di telinga orang tua sambil berbisik, ini tusukan untuk porak porandanya rumahku
Ia menusuk berulang-ulang
Setiap menusuk ia berbisik, ini untuk ayah ibuku yang mati kecewa, untuk istriku yang terganggu jiwanya, untuk anak-anakku yang tercerai berai di jalanan, untuk tetanggaku yang kehilangan rumah dan lingkungan
Genap tujuh kali ia menusuk tubuh orang tua
Mata tuanya kian hilang sinarnya dan terbelalak
Lalu dicabutnya pisau dan diletakkan di meja
Si pelayan perlahan berjalan ke meja telpon
Diputarnya nomor, 911
Dari telpon terdengar suara, halo di sini 911, bisa saya bantu? 
Setengah berbisik si pelayan membalas, ada pembunuhan di mansion sang konglomerat

Selasa, 09 November 2021

JALANG 2

Jalang adalah nama tengahku
Ku biakkan dosa sebagai kecambah
Berkembang menjadi birahi
Birahi yang dijual ketengan demi receh

Senja adalah waktu yang tepat untuk menebar jala
Mata kailnya diberi umpan
Campuran bau rokok, parfum kodian dan sedikit keringat
Dengan cepat ia menjaring nafsu

Setelah dosa bersalin rupiah
Ia bergegas keluar dari sarangnya
Dengan uang yang mesum di tangan
Dibelinya kebutuhan sehari-hari


Minggu, 07 November 2021

BODOH

Ia lincah berpindah
Dengan baju elegan
dan riasan yang kerlip
Ia hanya dandan khusus untukku
Aku bimbang

Ia berbicara serupa prenjak
Riuh dan riang
Menjadi pusat semesta dan titik pandang
Kata-katanya seperti peluru
Ditembakkan khusus ke hatiku
Aku ragu

Ia memakai harum
Baunya tak lekang
Sebagai feromon membangkitkan birahi
Jantungku berdetak kencang
Aku takut

Sekian tanda memberi sinyal
Sebagai undangan masuki hatinya
Semua rambu telah hijau
Aku bimbang, ragu dan takut
Aku bodoh!!! 

Sabtu, 06 November 2021

NAIF

Mataku hanya memandang lewati jarak
Di belantara ingatan yang lebat
Ia menyibakkan rambut panjangnya
Wajahnya menghadap ke rasa maluku

Mataku kian lekat mengawasi garis tubuhmu
Ada birahi seperti api dan tatap
Hatiku berdesir sedikit malu
Namun wajahmu tak hendak berpindah

Mataku likat hingga terpejam
Ketika senyummu mengambang
Rona wajahmu sumringah merah dadu

Mataku kembali menunduk
Mengikuti mimpiku yang rindu
Wajahmu tertera di hatiku

Jumat, 05 November 2021

SARAPAN

Sarapan pagiku adalah berita, 
gambar-gambar yang bercerita, dan
iklan yang mengepung
Serta sisa kantuk di kantung mata

Sarapan pagiku adalah wawancara, 
dengan penyiar yang tendensius, dan
nara sumber yang gugup
Serta gambar iklan di setiap pojok

Sarapan pagiku adalah secangkir kopi, 
obat kolesterol, darah tinggi dan jantung
Variety show yang sampah

Sarapan pagiku adalah sendiri,
hanya cuci otak oleh iklan, 
tayangan yang tak mendidik

Senin, 01 November 2021

PEMANGKU ILMU

Di podium ia menggelontorkan kata
Tumpah ruah ke khalayak hingga berbuih
Setiap mata yang lapar pengetahuan
Menatap pada satu titik, hikmah

Setelah sekian lama disiram ceramah dan panas mentari
Gerombolan mulai menyalak galak
Semua mulut menyeringai
Lalu dimamahnya setiap omong kosong

Sang pemangku ilmu tetap berbicara hingga kering
Menyuntikkan setiap dogma dan racun ke dalam pembuluh otak
Orang-orang kian buas dan mulai bertingkah liar
Sedangkan siang kian berkobar dibakar api kebencian

Tangan menjamah dan kaki menendang
Dirobeknya tenun persatuan hingga menetes darah. Merah
Dirubuhkannya sendi dan fondasi
Sementara pemangku tersenyum riang, tangannya berlumuran harta

GERIMIS

Wajah sore ketika itu sedikit pucat
Tak ada angin hanya sumuk
Mendung serupa riasan, tebal
Melingkupi menutupi

Sedikit demi sedikit langit merekah
Menumpahkan kandungannya
Titik air yang jatuh bersatu dengan tanah
Melepas petrikor dari pelukannya


ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...