Tok... tok... tok...
Suara pintu diketuk
Dari atas ranjang besar dan antik seorang tua menjawab, masuk!!!
Seorang pelayan berseragam mendorong troli berisi makanan
Di tepi ranjang disiapkannya sarapan berupa air putih, jus, telur rebus dan roti panggang
Diletakkannya sarapan itu di depan orang tua
Sambil duduk tangannya dikibaskan untuk mengusir pelayan itu
Ketika sedang mengunyah, tiba-tiba sang pelayan mengambil sebuah benda berkilau. Pisau. Dari balik bajunya.
Tanpa ba bu pisau ditikamkan ke dada orang tua hingga koyak
Orang tua kaget hingga lupa berteriak
Matanya membelalak tak percaya
Pisau menghujam dalam di dadanya
Darah mengalir berwarna merah menggenangi kasur
Pelayan mendekatkan mulutnya di telinga orang tua sambil berbisik, ini tusukan untuk porak porandanya rumahku
Ia menusuk berulang-ulang
Setiap menusuk ia berbisik, ini untuk ayah ibuku yang mati kecewa, untuk istriku yang terganggu jiwanya, untuk anak-anakku yang tercerai berai di jalanan, untuk tetanggaku yang kehilangan rumah dan lingkungan
Genap tujuh kali ia menusuk tubuh orang tua
Mata tuanya kian hilang sinarnya dan terbelalak
Lalu dicabutnya pisau dan diletakkan di meja
Si pelayan perlahan berjalan ke meja telpon
Diputarnya nomor, 911
Dari telpon terdengar suara, halo di sini 911, bisa saya bantu?
Setengah berbisik si pelayan membalas, ada pembunuhan di mansion sang konglomerat