Diumbarnya amarah,
hingga ditimbuni kata sebagai kayu bakarnya
Dari kedalamannya biji bertunas, bernas
Api selalu padam pada akhirnya
Menyisakan sedikit asap dan abu
Dengan setetes dua air mata
Ditumbuhkan penyesalan dan kasih sayang
Pada pertemuan pertama antara tanganku dan pedihmu
Pada haru di kelopak matamu
Ada sulur harapan yang kembali tumbuh
Ada kehangatan yang tengah bersemi