Rabu, 29 November 2023

KITA HANYA BUTUH BERSENTUHAN

Tiada sia-sia sebuah pertengkaran
Diumbarnya amarah, 
hingga ditimbuni kata sebagai kayu bakarnya
Dari kedalamannya biji bertunas, bernas

Api selalu padam pada akhirnya
Menyisakan sedikit asap dan abu
Dengan setetes dua air mata
Ditumbuhkan penyesalan dan kasih sayang

Pada pertemuan pertama antara tanganku dan pedihmu
Pada haru di kelopak matamu
Ada sulur harapan yang kembali tumbuh
Ada kehangatan yang tengah bersemi

Senin, 27 November 2023

RINDUKU SEBATANG PERDU

Rinduku sebatang perdu
Titian air mata buluh perindu
Di persimpangan antara impian 
Kita menanti pertemuan dua nestapa

Di bawah angin aku berlindung dari pedih sedih
Sebab engkau tengah menorehkan perih
Dibenamkannya jejakmu sebagai pupuk
Lalu ditanam hingga waktu yang jauh

Rinduku sebatang perdu
Hidup sungkan mati tak mau
Dicengkeramnya tanah kering
Sekadar meletakkan penat di akhir hari

Jumat, 24 November 2023

JEJAK

Sidik saja jejakmu ke belakang
Hingga menjumpai idealisme yang kian memudar digerus kebutuhan

Dedikasi tertinggi hanyalah honorer
Ketika sebelah kaki belum terbenam di lumpur koperasi

Dengan keyakinan yang compang camping digilas waktu
Tangan tetap membentuk tanah liat menjadi porselen yang rentan pecah

Sungguh pahatanmu tiada sempurna
Namun meninggalkan jejak langkah yang panjang

DINASTI

Kursi memang harus tetap diduduki. Dikuasai
Agar dapat menopang perut yang ambisi
Tak perduli darah mengalir
Tak juga cemooh dan gunjing

Belajarlah cepat, anak
Dengan baliho serta kresek bergambar
Sebab ilmu harus direbut
Dan kekuasaan wajib dilanggengkan

Sujudlah dengan takdzim pada keinginan ibumu
Mintalah rekan yang loyal dan royal
Sedikit menutup mata pada pendapat
Karena ayah akan tetap tut wuri

Janganlah kau lupa cangkang
Rangkullah segenap kerabat
Jejalilah mulut mereka dengan remahan kue
Maka kemenangan satu keniscayaan

Rabu, 22 November 2023

CUKUR

Niatku bulat untuk bercukur
Panas kemarau membuat kepalaku gatal 
Keringat terus mengucur deras
Baunya cukup menyengat

Cukur rambut sebagai lelaku
Dimulai niat ingsun
Tubuh dihempaskan ke atas kursi
Gunting memotong dengan ritmis

Kaca benggala memandangku
Aku menatap balik
Seiring jatuhnya rambut di lantai
Wajah pun berubah, sumringah


Minggu, 19 November 2023

ISOLASI

Bata terakhir menggenapi tembok
Sebagai pagar batas lintas
Setiap pikiran bebas dikelilingi kawat berduri
Harapan hanya sekadar remang dikejauhan

Kemanusiaan berdiri gamang
Menanti di pintu. Ragu. 
Satu dua diselundupkan oleh nasib baik
Sisanya menumpuk hingga busuk

Ketika keputusasaan telah mencekik
Dilontarkannya roket melepas amarah
Dan air mata menjadi mimis dan peluru 
Yang merobek kemanusiaan hingga berkeping

Selasa, 14 November 2023

POHON NANGKA

Pohon itu cukup tua untuk mengayomi desa
Jejak langkahnya berserakan sebagaimana daun jatuh
Akarnya yang renta menisik tanah kerontang

Pohon itu menjadi saksi cinta dan air mata
Sepasang kekasih di bawah rindang pohon berjanji seia
Lalu melingkupi padanya birahi puja

Ketika musim tengah datang
Putik telah buah muda
Satu demi satu dipetik ke pawon tetangga

Manakala malam telah turun mengenakan jubahnya
Di atas dipan emak mendongeng meninabobokan adik
Cerita tentang hantu dan jin yang mbaurekso pohon nangka

Jumat, 10 November 2023

ANGIN AKHIR KEMARAU

Angin kemarau melesak, masuk, 
di siang yang kering, 
lewat jendela pintu yang terkuak, 
lalu berkubang di seantero ruang 

Aku duduk bersandar di sisi. Di tembok
Keringat menetes menganak sungai
Menggenapi kulit, terlebih baju
Kantukpun tak dapat menampik sumuk

Dengan senyap angin mendatangiku, memeluk
Berjingkat di sekujur tubuh hingga bercampur keringat
Sejenak sejuk dan nyaman menyelimuti
Sekejap kemudian terbang melenggang menuju pintu utara

Sabtu, 04 November 2023

DIMANA CINTA MENABUH

Satu. 
Pada mulanya adalah pertemuan, 
dilihatnya itu baik, 
maka diberinya cinta

Dua. 
Diantara ruang dan waktu, 
disematkannya rindu sebagai pengingat

Tiga. 
Kabar berita berseliweran
Antaranya segenap pernik prilaku, 
dan bayang wajah

Empat. 
Air mata dan bahagia padu
Sebab emosi tiada gender, 
mengingat suka dan duka

Lima. 
Sebagaimana tumbuhan, 
cinta merebak, 
cemburu pun menyemak

Enam. 
Ketika cinta kian dalam akarnya, 
disatukannya raga oleh ikatan takdir. 

Tujuh. 
mereka bersatu,
sebagai suami istri, 
sebagai mimi mintuno. 
Sebagai Kama Ratih. 

Jumat, 03 November 2023

IA MENGAJUK

Ia membombardir malam itu dengan pertanyaan
Aku tersudut hingga sesak nafas
Diantara jawaban dan amarah kupilih diam

Tiba-tiba kutersadar yang dibutuhkan hanya kata
Kata yang menjalin kembali kisah kasih
Kisah kasih yang menyulam perhatian. Kehangatan. 

Sepeminum teh kemudian ketegangan mencair
Melalui kata kita berdamai
Lalu kita pun kembali tidur dengan beradu punggung

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...