Kamis, 26 September 2024

VONIS

Kuterima selembar kertas
Angka hurufnya berderet
Ketika kubaca sebaris demi sebaris
Ternyata vonis bagi sakit penyakit

Resepsionis diam menatap
Menanti tanya
Namun aku hanya diam
Kukeluarkan dompet kubayar harga terlampir

Tiba-tiba perutku meronta
Antara menyangkal sakit dan pedih
Namun selembar kertas telah berbicara 
Dengan sedikit sempoyongan aku menuju tempat parkir

Selasa, 24 September 2024

MESIN PINTAR

Cukup dengan beberapa tanya
Mesin ku ajak berpikir
Setelah sekian detik
Jawaban pun terlontar

Jika tiada jua jawab
Mesin meminta masukan
Lalu ia diam seribu basa
Tak lama kursor berkedip

Setelah menjawab ia bertanya
Seperti selidik
Kuberi kata pada mesin
Kudapati ia berinteraksi

Minggu, 22 September 2024

MERENUNG

Sebatang kretek, 
secangkir kopi jagung 
dan setumpuk masalah 
Mari kita sematkan waktu di bawah dahan pohon

Sekadar menghening diri 
Mengurai keruwetan hidup yang abstrak
Membaca tanda 
Menghitung peluang

Sejenak setelah letih
Ilham pun telah manjing 
Pikiran telah usai
Mari kita bertarung lagi

Selasa, 17 September 2024

MENUNGGU ACARA

Orang-orang berkelompok
Kasak kusuk saling berbisik 
Sebagai tawon mereka berdengung

Sambil makan kue dan minum air mineral jatah
Mulut kian sibuk

Seseorang naik mimbar dan uluk salam
Ruangan tiba-tiba sunyi
Semua mata memandang dengan lapar

Kata demi kata digelontorkan
Semangat membuncah

Ketika ikrar kemenangan dikumandangkan 
Teriakan memadati udara
Lalu mereka sibuk kembali dengan kudapannya



Senin, 16 September 2024

SANDAL BARU

Sandalku kembali usang
Digerus kerikil dan waktu 
Didera panas aspal pancaroba
Di bawah kaki ia menanggung

Pilihanku mengandung warna
Nyaman untuk berpinjak
Berlindung dari memar luka
Dan kakipun melenggang 

Akhirnya sandal lama masuk kotak
Ditemani kamper ia hibernasi
Sandal baru mendatangi langkah
Menginjak apa saja hingga tahi

MENGULITI

Karena kemenangan itu manis
Maka ribuan pasang mata selidik
Mencabik segenap kebenaran 
Hingga tiada sisa ruang

Karena kemenangan itu manis
Tutupi lah mulut usil dengan janji
Bahkan nasi bungkus hingga duit
Karena aib hanya boleh dikuliti lewat diskusi

Karena kemenangan itu manis 
Kawan dan lawan pun jadi absurd
Segenap aksesoris pun lenyap
Sebab dipamerkan mulai tingkah hingga dapurnya

Sabtu, 14 September 2024

MENANG KALAH

Karena menang kalah adalah tujuan
Maka qodho' qodar sebermula rambunya
Bakarlah uang dengan saksama
Dari kantong pendukung hingga pemulung 

Sebagaimana adanya pukat
Tebarlah umpan sebagai kata dan janji
Bahkan idiom dan slogan
Sehingga setiap mulut terkail sebab menganga

Memang meraih kemenangan itu seperti memilih kucing dalam karung
Tak ditolak tak dipinta
Ketika kata terkumpul seumpama deret hitung
Menang kalah sebagai deret ukurnya

Jumat, 13 September 2024

PEMILIHAN

Hiruk pikuk hampir tidak
Baliho menjajakannya
Janji kembali berdengung 
Dan akhir kemarau kian panas oleh kontestasi

Sedangkan uang entah kemana sembunyi
Karena keluhan telah menjadi idiom
Tak ada hujan tak angin
Segala borok yang senyap pecah ratna

Sesungguhnya rejeki tak jangkau 
Cukup merapat memilih
Jika menang arang maka kalah abu
Dan kehidupan kembali semula

Kamis, 12 September 2024

ADIK KECIL MENANGIS

Matanya cindera
Bening tanpa sedikitpun merah dosa
Menatap dengan harap
Dan ratapnya jatuh di pelimbahan

Ketika tangis tinggal satu dua
Sedangkan belum lah ibu memberi
Bibir tipisnya mengatup hingga sabit
Lalu tangan kecilnya meraih dada

Sepeminum teh ia menyusu
Matanya telah padam cahaya
Nafasnya pelan dan teratur 
Oleh ibu direbahkan di atas dipan beralaskan kain gombal

Selasa, 10 September 2024

KEMBALI

Menuruni tangga yang berlapis lumut
Licinnya hingga sepatu
Langkahku berjingkat sebab kerikil
Dan pagi telah semarak matahari

Jalan desa yang panjang dan berliku
Berujung di gapura dusun
Seekor anjing melintas sambil mengibas
Anak ayam mengejar induknya

Di depan halaman rumah aku termangu
Teringat seorang anak berlari berkejaran
Ah, itu hanya kenangan lalu
Dan kuketuk perlahan pintu berwarna mahoni

Dari dalam terdengar suara sandal
Langkahnya gupuh
Pintupun dibuka
Seraut wajah teduh tersenyum

Minggu, 08 September 2024

GADIS PENENUN

Ditisiknya hari-hari dengan gedogan dan sisir
Tangannya menari diantara benang
Matanya tak kejap menatap 
Keningnya sejalur keringat

Pola telah terbentuk
Berselang warna aneka
Kain setengah pun jadi
Setelah hilang satu purnama

Sementara menenun
Disingkirkan capai lelah
Hingga selesai sehelai

Setelah diratus
Digantung kain
Menanti kolektor

Jumat, 06 September 2024

KE WARUNG

Karena pagi masih muda
Aku melangkah gontai
Ke warung dekat rumah
Mendatangi sarapan

Setiba di warung
Bangku banyak kosong
Bau masakan tercium dari pawon
Akupun duduk dan memesan kopi

Dengan ditemani sebatang kretek
Kuambil pisang goreng, satu
Anyep dan keras
Kutelan pisang dengan tegukan kopi

Tegukan terakhir tersisa ampas 
Dari kantong kuambil receh
Kembaliannya minta rokok sebatang
Lalu menuju pintu, keluar 


Selasa, 03 September 2024

NEGO

Kita duduk setengah lingkar
Pendingin jua terengah jengah
Sedikit basa basi telah

Kita mula tawar menawar
Agak tinggi sebab kerap
Tak kalah hanya mengalah 

Kita telah kompromi
Tangan pun berjabat erat
Lalu berpisah arah 

Senin, 02 September 2024

ALERGI

Ia alergi
Karena kemarau melepas debu
Dan angin mendatangi bediding

Ia alergi 
Hidungnya keluar ingus
Sisa tidur di dingin malam

Ia alergi
Hanya alergi
Tak penyakit

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...