Sabtu, 27 Mei 2023

MASIH TENTANGMU, RINDU

Semenjak kenangan membentang, 
sejauh kumandang, 
hanyalah ada waktu, 
di sekeliling kau dan aku. 

Maka rindu adalah jarak tempuh, 
untuk membaca kisah kita, 
sebelum ingatan memudar, 
kembali di kesunyian. 

Dan setelah akhir perjamuan, 
rindu telah bersalin rupa sebagai haru
Sedangkan air mata adalah harga 
Sejumlah yang harus ditumpahkan

Jumat, 26 Mei 2023

DONGENG SEBELUM DONGENG SESUDAH

Senandungkan saja nina bobo di rusuknya malam
Hingga angin menggetar kelambu sebagai belaian sayang
Lewat kelimannya kita datangi mimpi yang terhampar
Di seruas ranjang yang tertutupi seprai bermotif

(Semenjak dongeng menambah dosis kantuk
Suara lembut bunda seperti gumam mantra puja) 

Jikalau mata telah rapat terpejam
Gantanglah setiap mimpi di gelap senyap
Apabila pikiran terus grambyang
Cukuplah hati yang menghitung

Senin, 22 Mei 2023

KEMARAU

Hari-hari belakangan ini kerap tak berangin
Panasnya meluap hingga ubun-ubun
Siang terasa kian lambat dan panjang
Malam hanya bermandi keringat, tanpa mimpi

Namun malam tanpa kantuk adalah secangkir kopi pahit
Seperti barisan ingatan yang datang dan pergi
Berdesakan hingga luber di bejana hati
Dan semua tandas, berakhir di dasar cangkir

Ku coba habiskan hari pada sebatang rokok
Sebagian asapnya membumbung ke udara
Namun hari punya adatnya sendiri
Setelah hilang pandang, aromanya tetap tinggal

Kamis, 18 Mei 2023

DI PEJAMNYA MALAM

Di pejamnya malam, pikiranku melanglang liar
Menelisik ruang mistik
Menjelajahi pelosok
Hingga tersesat di pedalaman hati

Dan kemarau mulai melebarkan sayapnya
Seperti nyanyi sunyi tonggeret
Suaranya menyelinap dari kisi jendela
Sedangkan angin mengganti tirai musimnya

Musik memenuhi ruang kamar
Meraung hingga melengking
Mengusik cicak yang birahi
Dari sudut sembunyi

Rabu, 17 Mei 2023

TENTANGMU ANAK

Ku tera sidikku di sekujur darah daging
Sebagaimana ingatan kolektif masa lalu
Lalu ku bentuk prilaku dengan kedua tangan
Sehingga sempurnalah akal budi

Ku timang kau dari buaian hingga belaian
Dalam dongeng sebelum tidur kita percaya
Demikian mantram kita panjatkan

Ikutilah jejak doa dan harapan
Niscaya kau takkan tersesat, apalagi terperosok
Memang onak duri bertebaran sebagai dosa
Tapi percayalah, itu menguatkan tekad dan langkah

Senin, 15 Mei 2023

TAHUN POLITIK

Ketegangan meremang hingga bulu kuduk
Intensitasnya kian merusak
Kata diasah tajam sebagai bilah
Dibenamkan dalam pada ketidak tahuan

Seperti kutub magnet, saling bertolak
Demikian pula ideologi berprilaku
Kawan jadi lawan
Saudarapun putus tali silaturohim

Di puncak kontestasi
Suara genap hitung
Menang kalah telah benderang
Namun permusuhan jadi permanen

Minggu, 14 Mei 2023

KEMANAKAH JIWA?

Tidaklah ia melintas di keabadian
Dengan sayapnya berwarna perak
Menjelajah padang perburuan
Lalu hinggap bertengger di pokok kayu tua

Lain ketika terbang tinggi di langit jelaga
Mengikuti arus angin kembara
Menukik di hamparan bumi tembaga
Dan terdiam ketika sejengkal matahari

Kamis, 11 Mei 2023

KEPADA MALAM

Ku pandangi mimpi dari ketinggian
Ketika itu malam belum lagi tua
Bahkan angin masih berseliweran
Menyambar setiap kerdip bintang

Ku undang malam ke peraduan
Di balik selimut kita bercengkrama
Tiba-tiba engkau melesat pergi
Meninggalkan sedihku sendiri

Setelah itu waktu tak ingin menanti
Tak diam ia terus berdetak
Dilepasnya malam pada langit
Sebagai pigura bagi kejora

Senin, 08 Mei 2023

MENDEKAT SUBUH

Antara tahajud dan subuh terentang ruang renung
Dengan memejamkan mata, 
kita bisa memilah antara tidur ayam dan membaca pikiran
Suasananya nyaris hening

Pada pertemuan sujud dan sajadah
Kau datangi setiap permohonan
Lebih dekat ke nadi
Lebih cepat dari cahaya

Di kedalaman malam yang langitnya dipenuhi doa
Hati melafadz cinta
Bibir basah dengan rindu yang menggebu
Sebagai pertemuan kawula Gusti, manunggal dalam dzikir

Sabtu, 06 Mei 2023

LELAKIMU

Wajahnya berkarat, 
terpanggang siang 
hingga keringat

Seulas senyum tipis, 
sebaris cemooh sinis 
melengkapi kehadiran

Kulitnya suasa 
disengat panas
ditempa nasib

Jika siang ia hilang matahari
Dalam malam tangan kurusnya menjamah

Diantara lelah yang mendera
Uyon-uyon berkumandang lewat radio

Rokok sebagai pelengkap diri
Kopi dan telo rebus ubarampenya

Rabu, 03 Mei 2023

TERKENANG

Itukah lagumu yang berkumandang dari radio di ruang tengah? 
Yang selalu kau senandungkan jika sedang senang hati? 

Ah, aku jadi ingat aroma tubuhmu yang manis ketika kita bincang di ranjang besi hadiah dari nenek
Engkau duduk di tempat favoritmu, ujung amben, sambil meluruskan kaki ke lantai

Bahkan ketika rebah kita berbagi bantal dan malam sambil bercerita tentang cinta, rindu, sedih, merajuk, dan mimpi
Diamnya kita adalah pandang mata saling menatap dalam ketelanjangan ruang yang samar cahaya

Kaukah itu yang menghantui setiap kenangan dan menjaganya dari lupa? 

Selasa, 02 Mei 2023

AWAL KEMARAU YANG BASAH

Kemarau tak kemana jua
Dikelilingi mendung dipagari gerimis
Siang pun sumuk dan malam berpeluh
Karena angin tiada hembus

Keringat sebagai pertanda hidup
Tidak nafas tak jua gerak
Jika pejam mata hilang nanar
Hanya tersisa pikiran mendelu

Nampaknya hujan tak hendak beranjak
Jejaknya bertebaran dimana awan kelabu
Sedangkan kemarau hanyalah hitungan bulan
Hadir ketika panas menyengat

BAGAIMANA CINTA

Apakah pergumulan di malam yang gairah hingga keringat menetes di seluruh tubuh membasahi seprai

Pagutan liar ketika pikiran dilingkupi nafsu dan jamahan yang membuat seluruh bulu tubuh berdiri merinding

------

Adik menangis tersedan sambil merengek minta susu si mbok yang kempes
Putingnya ingin dihisapnya dan digigit dibuat permainan

Tangan kecilnya memegang leher si mbok lalu menelusur ke dada dan berhenti di buah dada

------

Tangan kurus bapak yang melungsurkan uang receh hasil dari membanting tulang mengais rejeki

Recehan yang disembunyikan di balik kutang lusuh si mbok, 
lalu si mbok menuju pawon untuk memasak air untuk membuat kopi dan merebus telo

AMBILKAN BULAN

Malam nanti akan ku petik bulan
Lalu ku sematkan di lapang dada dengan peniti mutiara
Sinarnya menerangi ruang hati tanpa silau kemilau
Hanya kerlip kunang di rerumputan

Biar ibu saja yang menggambar purnama
Dengan lembut ia melukis gerhana
Lalu kedua tangannya berubah awan
Malam jadi bertabur berjuta bintang

Kini ibu dan aku menikmati malam di beranda
Dan senyap menyelinap sebagai yang ketiga
Setelah sepeminum teh terpana menatap wajah bulan
Perlahan warna warni menjadi gelap

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...