Selasa, 29 Oktober 2019

SEMUA TAHUN YANG TELAH LALU

Setidaknya kita pernah menggenggam cinta yang sama
Merangkum mimpi di ranjang besi
Menanti mentari menyibak pagi
Setelah amuk birahi memecah gelombang

Setidaknya kita pernah bersitegang mengoyak cinta
Membagi ranjang dengan diam
Angin menggigil malam merintih
Ketika kita berpelukan telanjang tanpa ego

Setidaknya kita pernah menganyam kata dalam mesin pikiran
Ketika itu senyap dan ranjang hangat
Kita berkeringat hingga putih mata
Dan tetap bersentuhan berbagi panas

Setidaknya kita pernah....

Minggu, 27 Oktober 2019

SECANGKIR KOPI LAGI

Secangkir kopi lagi
Ditambah sedikit waktu
Kita lanjutkan diskusi
Di teras malam kemarau

Angin menjadi yang ketiga
Mengisiki daun sirih di beranda
Kopi diseruput sedikit tanpa dahaga
Melumasi kata. Sebuah tanya jawab

Tegukan terakhir sedikit manis
Meninggalkan pahit di dasar cangkir
Aku berdiri pamit. Basa basi
Melanjutkan malam sendiri dengan sepi

CANDI

Seperti kerakap tumbuh di batu
Lumut mencengkeram kamadhatu
Keraknya menyimpan cerita
Dan usia setua kisah termaktub

Setelah tujuh putaran pradaksina
Candi mengetuk nirwana
Setanggi dupa hantaran stupa
Mengikat jagad alit rindu dan nafsu


Kamis, 24 Oktober 2019

CEMBURU

Tatapmu rembang air mata
Menguliti tunduk diamku
Sedang sore berwarna merah saga

Kita terduduk sembunyikan sepi
Tiada ketus menggugat menghujat
Mendung menggulung tanpa warna

Tetes pertama tergenang bulu mata
Menanggung beban amarah duka
Bibir bergetar ribuan katapun bisu

Wajahmu menolak percaya pada luka
Namun bisik tertusuk jarum fitnah
Angin meniup bara amarah

Dadamu naik turun mengekang emosi
Kepala tunduk sembunyi di mayang rambut
Isakmu tersendat beberkan bara cemburu

Senin, 21 Oktober 2019

SELAMAT TINGGAL LANGIT BIRU

Tiba-tiba awan mengarak gelap
Menghapus biru langit
Seperti menebar amarah, meraung
Mencabik kemarau dengan petir
Suaranya menggelegar ciutkan nyali
Mentaripun sembunyi di gumpalan mega

Angin meniup atap dan dedaunan
Hujan pertama turun dengan cepat
Melepaskan diri dari kerumunan awan
Kilat benderang tunjukkan jalan
Butiran air yang menyerbu bumi
Menghujami setiap wajah berdebu

BATA LAIN DI TEMBOK

Tembok mendongak ke langit
Gagah dan congkak dilabur kapur
Pisahkan tanah dari perdikan
Dimana rahasia terkungkung sebab istiadat

Bata meregang saling genggam
Direkatkan oleh sumpah amukti
Dikuatkan setanggi dupa serta doa
Lindungi padepokan dari angin yang hasut

Tembok kelilingi ruang kosong
Menjaga harta dari durjana
Dan pasangan bata pamungkas
Kunci pembuka hakikat

Jumat, 18 Oktober 2019

BEBAS SEPERTI BURUNG

Di lembar langit yang dibentangkan
Burung melukis awan dan menari
Angin yang jatuh ke bumi
Digantung di pucuk kenanga

Sejauh lintasan sinar mentari
Padang perburuan abadi
Sayap sesekali mengepak
Mata selidik mengintai

Titik bidik telah pindai
Dari ketinggian bermanuver tajam
Menukik deras dihela gravitasi
Lesakkan tajam kuku pada mangsa

Di barat daratan tualang
Sarang berserak serupa teja temaram
Malam adalah dongeng sebelum tidur
Segenap lelah tercampur di antara bulu

Senin, 14 Oktober 2019

MENGETUK PINTU SURGA

Seonak duri
Melintang di sepi jalan
Tangan menepi
Cegah mengalir luka

Anjing kurus julurkan lidah
Kakinya timpang luka
Tangan pendosa menarik timba
Membasuh dahaga

Genap seratus nyawa tikam
Antara jarak dan kematian
Lelah memanggul sesal
Hingga lebih satu langkah

Satu per satu bintang padam
Tangan tengadah pada malam
Doa naik ke langit dunia
Air mata senyap di sajadah

Rabu, 09 Oktober 2019

TANPA BINTANG

Tirai ditanggalkan senja
Lenyap tertiup angin
Di rembang malam
Jangkrik mengerik

Bentang kelam digelar
Tutupi langit telanjang
Semak perdu hilang bayang
Kunang-kunang berkedip

Pepohonan meregang lelah
Bermimpi tentang hujan
Dan di luasan cakrawala
Tatap tetap tanpa bintang

Selasa, 08 Oktober 2019

BERNAFAS

Mengintai nasib dalam setarikan nafas
Serupa mencabik dari sesuatu yang padu
Pecah berkeping dan memuai berserak
Menjadi semesta kesadaran Jagad Alit

Dan nafas terengah mengecap hidup
Rasuki jiwa-jiwa tenang dengan harap
Tenggelam di dasar hening cipta. Tetap

Sekilas nafas meretas tulisan nasib
Sebagai tunai janji sejuta bintang

Nafas bernafas dalam nafs

Minggu, 06 Oktober 2019

PASUNG

Pasung mendatangi kata
Dingin rautnya tanpa emosi
Memotong lidah dengan pisau bermata dalil
Dan tafsirpun sekarat

Ketika kata telah terbaring
Tatapnya kosong
Seperti anjing buduk mendengking
Dimamahnya segala yang dibisikkan

Dan pasung melepas cengkraman
Dibilasnya kata dalam kawah candradimuka
Sehingga bermetamorfosis lebih indah
Menjadi kata tanpa makna

MEREKA BERUBAH

Setidaknya mereka pernah bersama
Berkompromi di hadapan waktu
Tentang janji sejuta bintang
Dan tenggelam dalam kubangan rutinitas

Sepertinya mereka mencoba merangkap janji
Menisik setiap robekan duka amarah
Mengukir jarak di rentang angin Barat
Dan gairah asmara hanya predikat

Seharusnya usia menghilangkan dikotomi
Mengasah pisau kasih dengan batu ujian
Lebur menjadikan kita tiada berjarak aku dan dia
Dan cadik membelah riak memecah ombak

Akhirnya yang tersisa hanya memunggungi luka
Serupa rasa asing karang di laut luas
Bersikukuh menggenggam kebenaran
Dan mereka berubah

Rabu, 02 Oktober 2019

ZIARAH

Terasa jauh jarak kematian
Bayangnya tak serupa malaikat maut
Pohon Kamboja di samping nisan berlumut
Kembangnya berjatuhan

Pusara dimana kita bersimpuh
Doa dan dupa terbang ke langit biru
Sambil tercenung diusap angin kemarau
Mencoba mengingat gurat dirimu

Seperti ritual puja
Kembang ditabur sekujur
Air disiram setaman

Jejak langkah menjauh
Punggung berpaling
Tinggalkan sepi sendiri

Selasa, 01 Oktober 2019

KEMANAKAH BUNGA HILANG

Setangkai bunga di luasan musim
Cengkraman akarnya di bahu angin
Kelopaknya mekar perawan kencur
Meniti birahi semerbak harum

Setangkai bunga gairah pagi
Warnanya ranum mentari
Melenggok serimpi tari
Lebah memburu dari penjuru sunyi

Setangkai bunga bunting tua
Menghela setarikan nafas
Melepas benih cinta
Senyapkah mereka lenyap?

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...