Mengapa harus obsesi Rahwana pada Sita?
Bapa dan si Mbok baru bertemu ketika lamaran
Mereka hanya menunduk
Tak ada anggukan apalagi kata
Setelah menikah birahi mereka adalah kamar pengantin
Lampunya teplok sehingga bayangan menari
Tak ada dengus bahkan keluh. Pasrah.
Cinta bagi mereka sebagai laku
Tangan bekerja menanam
Kaki melangkah ke pasar
Setelah tahun digenapi
Buah cinta mereka menjadi pedhet
Dan rumah kecil semi permanen
Ketika aku lahir
Di kasur berbau minyak telon
Senyum Bapa dan tetek subur si Mbok melingkupi
-----
Mengapa harus kisah tragis Pranacitra dengan Roro Mendut?
Bapa dan si Mbok bangun nyaris bersamaan
Sebab hidup dimulai sebelum matahari terbit
Dipungkasi setelah matahari terbenam
Sepagian Bapa di sawah
Memacul rejeki
Keringat menetes menyuburkan
Ketika bayang sepenggalah
Mereka memperbaharui janji cinta
Di pawon beraroma minyak goreng dan kayu bakar
Nasi hangat, sambal bawang dan tahu panas
Menggenapi kasih sayang diantaranya
Mencukupi bagi mereka
-----
Mengapa kasih tak sampai Bandung Bondowoso pada Jonggrang?
Bapa dan si Mbok tak pernah menagih cinta
Hanya bakti dan kerja
Dan keringat di ranjang besi hadiah perkawinan
Malam ruang tengah
Bapa menghisap klobot
Menghirup kopi jagung tumbukan si Mbok
Si Mbok melipat baju di amben bambu
Aku tidur disamping kutang
Tak ada suara hanya lengang
Di luar angin dingin
Bapa dan si Mbok mendatangi peraduan
Membaringkan lelah yang hangat