Selasa, 30 Agustus 2022

58

Usia hanyalah deret hitung
yang merekam sejumlah kegagalan, keterpurukan, 
duka nestapa, 
sedihnya ceritera, 
dan pencapaian kecil 
dari mimpi-mimpi yang remah 
yang tiada bangga darinya
Seperti penjudi yang memenangkan receh

Tulang telah getas
Nyeri linu di sana sini
Kulit mengering
Pandang kian nanar
Bahu memikul
Tangan mencencang

Dari perhentian terakhir, 
jalan kian berliku
Ujungnya tetap samar
Namun harus selalu siaga
Karena akhir tak dapat dimajukan, 
pun tak jua dimundurkan, 
namun wajib bersua

Minggu, 28 Agustus 2022

AKU LELAH

Aku hanya ingat berbaring
Menanggalkan pedih lelah sejenak
Tanpa gerak atau pun kedip
Cukup lampu yang pijar

Sambil meratapi peruntungan
Tanpa tenggelam dalam mimpi
Mata memang terpejam diam
Namun kenangan meruyak

Aku hanya butuh waktu. Sedikit
Setelah itu beban ku panggul kembali
Dengan dua kaki cedera lara
Ku lanjutkan kembara ini

Jumat, 26 Agustus 2022

KONTEMPLASI

Mari duduk sejenak, diri
Melepas duka lelah di bahu
Setelah perjalanan panjang dan berliku
Hingga kelupas telapak kaki sebab kerikil

Tahun-tahun yang fana
Tersimpan lama dalam ingatan
Teronggok di pojok berdebu
Dengan sawang yang mengepung

Kenangan datang tanpa detail
Hitam putihnya nyaris bercampur
Ada bahagia di sana dengan senyum dikulum
Sedih dan duka sebagai rendanya. Di tepi

Di sepanjang jalan yang dilalui
Lubang berserakan menghampar
Demikian jua gagal serupa onak duri
Dengan tertatih tangan tetap menggenggam harapan

Jika lelah telah lewat
Mari kita meniti lagi
Biarkan langkah terseok
Karena jarak pun kian dekat

DI BAYANG SENYUMMU

Tiada dinyana
Segaris senyummu
Hangat sinar matari

Tak perlu kata
Tak jua laku
Cukup senyum di binar

Di warna senyummu
Aku terperangkap
Terpana didekap 

Di bayang senyummu
Waktu diam tak detak
Dan senyap dalam cinta 


Rabu, 24 Agustus 2022

MANIK

Di belantara pikiran
Ide bergelantungan
Segalanya mudah
Nampaknya tumpah ruah

Eforia serasa hangat
Dan waktu tiada tenggat
Setiap ilham temaram
Terang benderang pada malam

Tanpa awal dan akhir
Manik terus menghilir
Tanpa rasa duga
Depresi kembali hadir

DEPRESI

Aku enggan memejamkan mata
Karena tak kuat menanggung senyap
Gelap di dalam gelap 
Kerana lampu tewas jua

Setiap ketakutan yang ditanam
Sekadar gagal yang tercampak
Semua salah yang terdampak
Satu per satu menunjukkan sosoknya

Jikalau malam kian menua
Sendiri adalah teman
Tanpa kopi pun kantuk tetap lenyap
Dan hari kian sempit didesak sedih

Pojok adalah tempat terbaik untuk bertahan
Karena pandang bisa seluruh
Tubuh yang sembunyi meluruh
Menegaskan pendulum bergerak menuju depresi

Senin, 22 Agustus 2022

RINDU

Rindu membawa ingatan
Kepalaku terasa berat 
Dibebani tumpukan masa

Bahagia dan sedih berpilin
Seperti tali pengikat leher
Dan aku terengah

Lalu apakah getarnya sampai padamu
Berkabar pada suka duka
Bertamu di ruang pikir

Rindu membenamkan
Seperti tenggelam ke dasar
Hingga bernafas pun tak sudah

Wajahmu tergambar diselembar 
Segaris senyum tersungging
Dan aku kian terperosok

Minggu, 21 Agustus 2022

PELURU

Ketika peluru mengoyak kulit daging
Darah pun semburat merah
Kerna mata dan hati diletakkan di telunjuk
Maka pelatuk memalu

Telah hilang satu nyawa
Sebab peluru dibidik nasib
Mengeksekusi pesan langit
Dan maut tak dapat di maju mundurkan

Dari memasukkan peluru
Mengokang pemantik
Memejamkan sebelah mata dan menarik trigger
Adalah orkestra kematian

Sabtu, 20 Agustus 2022

KETIKA LAGU USAI

Senyap kembali menaungi kamar
Bangun lamunan pun runtuh
Dalam ingatan tersisa rangkaian nada
Menghubungkan kenangan yang bisu

Matikan lampu dan pejamkan mata
Cukup hati yang berkelana
Kais lah sisa not dari malam
Rajut dan gambar lah hingga wajah

Lagu nyaris sirna di kegelapan
Tangan pun enyah menggapai
Namun kenangan menetap kembali
Karena kau mengisi ruang batin

Senin, 15 Agustus 2022

PARADOKS

Musim menanggalkan pakemnya
Kerana langit bunting tua
Padahal kemarau juga ingkar janji
Hanya datang ketika angin

Adakah tahun berlalu atawa berkurang
Mungkin saja bertambah jumlahnya
Tapi jika dihitung-hitung mundur dengan jari telanjang
Tanggal satu per satu setiap musimnya


ANOMALI 3

Hujan datang di bulan Agustus
Derainya seperti tangis ibu
Membasahi pertiwi yang debu
Sebagai darah para pahlawan

Bendera di pucuk tiang tertinggi
Kuyup didera hujan dan angin
Sambil mengawasi persada
Kibarnya menunjukkan bangsa

Hujan demikian deras
Menghilangkan jejak kemarau
Rintihan angin di buluh perindu
Menegaskan wajah merdeka

Minggu, 14 Agustus 2022

KONTRAS

Sahabat, kita meluku di sawah yang satu
Akar putus jua dari rerumputan
Ketika pena kita menulis huruf yang sama
Mengapa tinta dapat berbeda rasa?

Nawaitu, demikian mantra bagi kita bersatu
Sebagai ikatan janji
Namun biduk tak jua melaju
Kerana langkah tak kaki serasi

Merajut pun membutuhkan pola
Seperti doa yang membumbung ke angkasa
Pilinan warna berasal dari satu sumbu
Namun di akhir hanyalah selembar kain tenun

Sudah kadung sudah terlanjur
Serambut di belah tujuh
Ketika jerami diundi
Semua berakar kecuali satu

Jumat, 12 Agustus 2022

MENYAMBUNG SANAK

Adalah tahun yang menjadikan jarak
Memisahkan kita jadi kau dan aku
Sejauh alam pikiran terbentang
Kesibukan yang menyita menambah daftar alasan

Jikalau tengah dikandung malam
Tubuh telah terhempas di tilam
Kadang terpercik ingatan
Sebentar!, lalu tenggelam di dasar palung

Kangen memang tiba-tiba menyergap
Memporak-porandakan setiap ingatan
Secepat kilat menyambar
Ku tulis kabar pada kita

Rabu, 10 Agustus 2022

PALAGAN

Dimana keberanian kian langka
Tergerus oleh mati konyol
Desing peluru di telinga
Percik api dan bau mesiu

Tubuh-tubuh meregang nyawa
Bercampur anyir darah dan keringat
Pohon dan rumput basah
Langit menangis

Dari balik awan
Hujan bunga turun di palagan
Jiwa terbang melayang
Bertemu para bidadari berselendang biru

Selasa, 09 Agustus 2022

KEPADA PAHLAWAN

Tidakkah cukup kita menghirup darah tumpahmu
Disaat perang sebagai pilihan hidup
Sambil memeluk senjata dan rasa takut
Hingga penuh itu isi perut dengan teluh

Tidakkah perang telah melepas belenggu
Uba rampenya korban yang menggunung
Di setiap palagan yang mengharu
Dan kita menangis di tumpukan tubuh

Tidakkah kita merebut setiap jengkal dengan tumbal
Tiap tetes peluh merembesi tanah pusaka
Lalu sang saka menatap di tiap nusa
Bangsa menudingkan dagunya dengan bangga

Senin, 08 Agustus 2022

MIMPI-MIMPI MALAM KEMARAU

Di malam kemarau berangin
Tidurku kepati
Karena mimpi berpilin
Sekerat tali mati

Berlembar kita mengunyah
Dengan menitik liur, ku bacanya
Semakin dalam masuki adegan
Kian buram jalan pulang

Sesampainya di titik tak dapat kembali
Saraf kian dieratkan cengkramannya
Sedangkan obat mencekik nalar
Dan menelantarkannya di dasar

Rabu, 03 Agustus 2022

MATI SURI

Laman terlihat lengang
Tautan pun tak jua
Ku tatap kursor
Ia hanya berkedip

Menanti sebagaimana waktu 
Mata menatap layar meratap
Namun tak ada kabar nun di sana
Sekadar iklan datang dan pergi

Notifikasi seranta merah
Hati berdegub gairah
Kabar hanya jenak
Sebentar kembali lengang

Senin, 01 Agustus 2022

AIR SUSU

Tangan kecilnya menyusuri leher
Menarik anak rambut yang basah oleh keringat
Mulutnya menghisap segenap kasih sayang
Hingga pentil menitikkan darah, darah kasih

Bunda menatap sebagaimana mata air
Tangannya menggenggam doa dan harapan
Ditekannya payudaranya yang tipis
Agar pengetahuan dan cinta mengaliri segenap nadi

Mata telah meram karena kenyang hingga mendengkur lembut. 
Tangan kecilnya jatuh di pangkuan
Bunda menutupi payudara dengan dasternya
Ada lelah ada bahagia ada malam yang kian panjang

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...