Jumat, 28 Oktober 2022

ANTARA RUANG PIKIRAN DAN HATI

Pikiran kadang berkelana jauh
Menjumpai ranah tak bertuan
Namun hati seperti kolam. Bening
Tempat kita berkaca dan mematut

Pikiran juga bergerak acak melompati pagar norma
Nyaris hilang arah hingga cerita lalu
Namun hati menariknya hingga leher terjulur
Menempatkan kembali cakra pada porosnya

Adakalanya hati keruh sebagaimana katarak
Karena tak mampu beriak
Maka jika kata berbaris dan berteriak
Antrinya seperti bata lain di tembok


Senin, 24 Oktober 2022

KETIKA ITU MATI LAMPU

Hujan itu merintih pedih
Dan malam kian dusta
Tak satu pun lampu berkutik
Bahkan serangga hilang cahaya

Ditilik dari kebun, rumah muram jua
Hanya nyala lilin yang lelah
Dibalik kaca bayangan buram
Ditimpali hujan yang menabuh

Seperti terang, gelap pun punya warna
Dari bisik gemerisik daun
Hingga suara birahi 
Demikian itulah malam adanya

Jumat, 21 Oktober 2022

BENCANA

Bencana sebagaimana anak kandung musim, 
telah hilang dahan ranting
Air tak beriak hanya bergulung
Menghanyutkan segala yang terendam

Mendung yang mengaliri sungai
Setinggi bantaran menggenang
Di atas dipayangi oleh awan hitam
Angin bersiul memanggil hujan

Sekejap petir menusuk, memecah membelah
Menghela musim sekadar mengguyur
Langit pun gemetar hingga seanteronya
Dari punggungnya tercurah amarah alam

Kamis, 20 Oktober 2022

DIKEPUNG MENDUNG

Jalan itu, jalan aspal. Jalan desa
Membelah hamparan tanaman jagung

Sebuah motor melintas
Menyibak sepinya jalan
Daun jagung melambai tertiup

Di belakang mendung terus mengejar dengan cepat
Bau air hujan kian dekat

Langit kini hitam
Angin tak diam
Ditiupnya titik air
Dan jatuh lah mencium tanah

Akhirnya mendung bersatu dengan bumi

Selasa, 18 Oktober 2022

HUJAN T'LAH TIBA

Mengapa hujan mendatangi dengan amarah
Di bilik mendung ia gemuruh
Mengalirkan airnya ke sungai hingga coklat
Menerjang bantaran kian porak poranda

Pohonan turut hanyut terombang ambing
Timbul tenggelam kehabisan nafas
Namun hujan kian deras melepas 
Hingga kelabu pucat langit dibuatnya

Amarah tak lekang karena dinginnya hujan
Titiknya tinggal rintik gerimis
Sungai menjadi arus tak putus
Hanya saja langit tetap murung

Senin, 17 Oktober 2022

BUKAN IMPIAN SEMALAM

Impian serupa menyusun puzzle dari ketiadaan
Setiap kepingnya direkatkan
oleh darah dan air mata
Ceritanya mudah berubah

Ia datang menyelinap, 
menusukkan bilahnya
Di rembang malam yang mengharu biru
Seseorang berbicara tapi bukan aku

Sebagai semua mimpi, 
ia meninggalkan kisah yang samar
Dan mata tak dapat terpejam kembali,
karena tenggelam dalam kubangan pikiran

Jumat, 14 Oktober 2022

PUTRI TIDUR

Putri tertidur sejak waktu
Dibawanya semua mimpi kepada malam
Sungguh genap ia terlelap
Hanya tarikan nafas dan dengkur halus

Dalam mimpinya ia bersua cinta
Hatinya berdetak laksana birahi
Tubuhnya bergetar bahna rindu
Bibirnya menanti kecup

Namun pujaan bersalin rupa
Senyumnya seringai srigala
Diterkamnya segala dosa membara
Sebagaimana mimpi adanya

Rabu, 12 Oktober 2022

KOREK API!!!

Api tak kuasa menampik gelap
Karena malam telah menghadang
Panasnya pun tak merambati
Hanya bayang yang menggigil

Sebatang korek perlahan terbakar
Melumat tubuhnya dengan lahap
Di ujung jari ia mati tanpa kedip
Meninggalkan jejak arang hitam yang rapuh

Sisa nyala telah asap
Meninggalkan lengang tak lekang
Terang telah padam tenggelam
Yang tersisa hanya suara sunyi

Senin, 10 Oktober 2022

CERITA HUJAN

Hujan turun layaknya tirai
Sulurnya panjang menjuntai

Suaranya nyaris ritmis, 
tiris hingga mistis

Seperti tangis, 
rindu adalah bidadari

Segenap kenangannya magis
Sebagai jawab dari doa sunyi

Tanah pun basah dan pohon gemetar
Langit telungkup namun kasih tak sampai

Sabtu, 08 Oktober 2022

MENUNGGU ILHAM

Tiada tempat khusus untuk menampung ilham
Sekadar papan ketik elektronik yang berkedip

Telah siap kata-kata untuk memerangkapnya
Untuk meletakkannya tepat di cakranya

Sebagaimana menunggu berbanding lurus dengan bosan
Maka huruf tetap bergerak liar sebagai zarah

Dicarinya ketika untuk menyergap
Menjadi penangkap hingga terungkap


Senin, 03 Oktober 2022

LUKISAN TUA

Mata itu hanya mendustakan usia
Catnya telah memudar dikikis waktu
Dulu sekali lukisan itu selalu bercerita
Tentang warna bahagia yang rindu

Di waktu lalu seulas senyum sering menghampiri
Menyapa penghuni sebagaimana keluarga
Sebagai bahagian dari rumah tiada bingkai
Di tembok yang putih kapur kelupas

Ketika tahun telah hilang makna
Ditelan segenap kenangan yang meranggas
Lukisan nyaris menggantang sepi
Seperti sawang di para-para sunyi

Minggu, 02 Oktober 2022

BERHARAP RUMAH

Sebagaimana sarang 
kita dapat mendatanginya 
berulang dan berulang 
Sebuah tempat kembalinya lelah

Ataupun persinggahan sementara
Untuk meletakkan sejenak 
beban duka dan luka 
dari bahu kehidupan

Rumah dengan naungan teduh 
dan dinding yang hangat 
tempat kita saling bertukar cerita 
tentang hari dan harapan

Ketika sayap tunai ditisik
Kuku telah cakar tajamnya
Terbanglah mengikuti angan
Ke Barat dimana kenangan tenggelam

Sabtu, 01 Oktober 2022

PERJALANAN MALAM

Perjalanan malam diawali dari hati
Sebagai perigi ada bening di sana
Sedangkan mata menipu ruang dan waktu
Dalam hening aku percaya

Dimana malam diletakkan
Gelap hanyalah tirainya
Mata batin menelisik
Demikianlah hikmah kebijaksanaan

Saat malam mencapai
Maka rindu menggapai
Namun kisah tak sampai
Hanya samar sebagai mimpi

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...