I. KAU
Sofa itu merah marong
Kontras dengan kulitmu
Kuning temu giring
Kau duduk dengan anggun
Ditanganmu segelas anggur
Dan setangkup kenangan
Suara musik lembut mengalun
Menghadirkan ingatan dari masa lalu
Dan menemani diammu
Di luar kembang api pecah bagai ratna
Berwarna pelangi
Dan tersingkir dari sunyinya hati
II. AKU
Aku memandang dari balik jendela muram
Langit terlihat jauh dan berwarna kusam
Hanya lampu jalan yang menerangi
Dan kucing kampung berpesta di onggokan sampah
Bulan separoh sabit di kaki langit
Sinarnya temaram
Seperti ingatan yang gundah
Ditinggal pergi, hilang bersama angin
Aku termangu menanti kembang api
Di benak hanya ada kau
Berdiri sendiri di gelap malam
Tanpa tegur jua sapa
III. MALAM PERGANTIAN
Di kerumunan malam yang riang
Semua tatapan tercurah ke atas panggung
Panggung dengan warna warni gairah
Dan lampu yang berkedip genit
Orang berdesakan
Bau parfum bercampur
Laki perempuan berdiri berbaur
Beradu tubuh bermandi peluh
Nyanyian silih berganti
Tarian silih berganti
Teriakan silih berganti
Demi waktu dan lampu yang padam
Segenap meniup disertai sorak
Kembang api menembus gelap malam
Menyisakan asap dan lelatu api serupa ekor merak
Wajah-wajah memudar oleh lelah
Seluruh malam telah tumpah ruah
Satu dua masih menggadangi dini hari
Sisanya hanya didera senyap nan baka
Kerumunan silih berganti
Ramai silih berganti
Hingga tersisa sampah dan sepi