Emak sepagian mengayunkan alu
Menumbuk singkong kering di dalam pasung
Hingga menjadi butiran kecil
Beberapa tercecer di tanah dan langsung dipatok ayam
Sebagian menjadi debu dan diterbangkan angin
Mak, beras raskin jatah sudah habis?, tanya Tole
Sudah Le. Nasi semalam sisa terakhir
Kok habis, ya? Kata pak Kades jatah pemerintah cukup untuk makan sebulan setiap keluarga
Emak mengangkat bahu sambil tetap mengayunkan alu
Mungkin dikepras waktu dibagikan oleh Kamituwo, Le
Emak menaruh alunya lalu mengambil tampah
Dengan tangannya remahan tiwul diambil lalu diletakkan di tampah
Setelah di tampi, bersih, butiran tiwul disokkan ke panci lalu dicuci
Le, kamu petik godong telo sak tekem, ya
Terus onceki kambil yang kemarin diunduh Bapak
Kalau sudah dionceki langsung diparut
Nanti dibumbui untuk buat urap-urap
Kalau sudah selesai semua, kamu ambil uang di dompet Emak di bawah kloso
Beli gereh di warung lik Bejo
Sambil memerintah, emak cekatan menata kayu bakar dan larahan, lalu cethik geni
Setelah api besar dandang diletakkan di atasnya dan diisi air
Setelah mendidih kukusan dipasang lalu tiwul dimasukkan. Atasnya ditutup dengan tutup panci
Lalu disiapkan bumbu urap. Diulek
Setelah halus dicampur merata diparutan kelapa tadi
Setelah rata ditaruh di mangkok seng dan ditumpangkan ke atas kukusan. Dikukus
Cekatan ia mencuci daun singkong petikan anaknya
Kemudian ia membuat api lagi
Di atasnya ditumpangi panci berisi air
Setelah mendidih daun singkong dimasukkan
Tak lama anaknya datang membawa gereh terbungkus kertas tulis
Le, cuci gerehnya terus bawa sini
Dan angkat panci, Godong telonya ditus
Kalau sudah dingin dipotong-potong lalu dikasih bumbu urap, sambil mengambil mangkuk seng dari kukusan dan diberikan kepada anaknya
Dari tembok ia mengambil wajan
Meletakkannya di perapian bekas godong telo
Wajan diberi jelantah dan gereh digoreng
Baunya memenuhi pawon
Le, panggil Bapak sana, bilang sarapannya sudah siap
Di amben tertata sego tiwul ngebul-ngebul
Sepiring besar urap godong telo
Sepiring seng gereh kering
Bapak duduk bersila di pojok kiri amben
Badannya yang kurus liat masih keringatan
Capilnya di taruh di sebelah pahanya
Dari tubuhnya tersiar bau matahari
Diambilnya piring, diciduknya sego, dicomot segenggam urap dan seekor gereh
Ayo, Le, ambil
Demikian anaknya juga mengambil serupa Bapak
Setelah semua mengambil jatah masing-masing, Emak juga mengambil jatahnya
Lalu ia berjalan dan duduk bersandar di kaki amben
Mereka makan dalam diam
Mereka minum dalam ceret
Mereka kenyang dalam siang
Setelah makanan tandas
Setelah perut kenyang
Setelah Keringat merebak
Leyeh-leyeh menanti sego turun menjadi tenaga
Le, sekolah belum masuk?, tanya Bapak
Belum. Masih libur. Januari mulai masuk
Kalau begitu kamu bantu Bapak di ladang
Jagung sudah kering waktunya dipetik
Inggih.